Rusia Menentang Respon Militer Terhadap Korut
A
A
A
SINGAPURA - Rusia, melalui Wakil Menteri Pertahanannya Anatoly Antonov, menyatakan keprihatinannya atas perkembangan di Semenanjung Korea. Menurutnya, ambisi nuklir Korea Utara (Korut) telah menimbulkan keprihatinan yang luar biasa.
"Kami memiliki keprihatinan yang serius tentang perkembangan di Semenanjung Korea. Rusia tetap berkomitmen penuh untuk rezim non-proliferasi dan pengakuan ambisi nuklir Korut," katanya dalam KTT Keamanan Asia di Singapura, seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (5/6/2016).
Meski begitu, Rusia memperingatkan untuk tidak menggunakan ambisi nuklir Pyongyang sebagai dalih untuk menggeser keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut. Antonov menegaskan, Rusia menentang respon militer yang berlebihan terhadap tindakan Pyongyang.
"Kami benar-benar merasa tidak dapat menerima untuk mencoba menggunakan program nuklir Korut sebagai dalih untuk mengubah keseimbangan militer dan politik di kawasan itu," tegas Antonov.
Antonov merujuk pada rencana Amerika Serikat (AS) menyebar perisai pertahanan rudal di kawasan Asia Pasifik. "Berlaku cupet seperti ini penuh dengan konsekuensi serius bagi stabilitas regional," tukasnya.
"Kami memiliki keprihatinan yang serius tentang perkembangan di Semenanjung Korea. Rusia tetap berkomitmen penuh untuk rezim non-proliferasi dan pengakuan ambisi nuklir Korut," katanya dalam KTT Keamanan Asia di Singapura, seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (5/6/2016).
Meski begitu, Rusia memperingatkan untuk tidak menggunakan ambisi nuklir Pyongyang sebagai dalih untuk menggeser keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut. Antonov menegaskan, Rusia menentang respon militer yang berlebihan terhadap tindakan Pyongyang.
"Kami benar-benar merasa tidak dapat menerima untuk mencoba menggunakan program nuklir Korut sebagai dalih untuk mengubah keseimbangan militer dan politik di kawasan itu," tegas Antonov.
Antonov merujuk pada rencana Amerika Serikat (AS) menyebar perisai pertahanan rudal di kawasan Asia Pasifik. "Berlaku cupet seperti ini penuh dengan konsekuensi serius bagi stabilitas regional," tukasnya.
(ian)