Hillary: Jika Trump Menang, Kremlin Akan Berpesta
A
A
A
WASHINGTON - Bakal calon Presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton menyebut, pihak yang paling senang jika Donald Trump menjadi Presiden AS adalah Rusia. Dirinya menyebut, akan adanya perayaan di Rusia jika Trump berhasil memenangkan pilpres AS.
Berbicara saat menjabarkan kebijakan luar negerinya, Hillary mengatakan AS tidak boleh membiarkan pihak Rusia, sebagai salah satu rival terbesar AS dalam percaturan dunia, merayakan hal tersebut.
"Akan ada pesta di Kremlin jika Trump menang, dan sangat penting untuk tidak membiarkan pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk merayakan hal itu," kata Hillary, seperti dilansir Breitbart pada Jumat (3/6).
Selain itu, dirinya mengatakan, jika dia menjadi Presiden AS kelak, dirinya akan melucuti Iran dengan cara apapun yang tersedia, termasuk dengan menggunakan cara militer.
Clinton juga mengatakan, jika AS vakum dalam kegiatan di luar negeri, itu akan memungkinkan negara-negara lain untuk mendikte kebijakan di seluruh dunia. Dia mencotohkan saat AS menghentikan kegiatannya di Irak, dimana menurutnya akibat tidak ada adanya kehadiran AS, ISIS muncul di Irak.
"Kami bukan negara yang bersembunyi di balik tembok. Kami memimpin dengan tujuan dan kami menang, dan jika Amerika tidak memimpin, kita meninggalkan ruang hampa. Itu akan menyebabkan kekacauan atau negara lain akan terburu-buru untuk mengisi kekosongan. Kemudian, mereka akan menjadi orang-orang membuat keputusan tentang kehidupan Anda dan pekerjaan dan keamanan dan percayalah, pilihan yang mereka buat tidak akan menguntungkan kita," ucapnya.
Berbicara saat menjabarkan kebijakan luar negerinya, Hillary mengatakan AS tidak boleh membiarkan pihak Rusia, sebagai salah satu rival terbesar AS dalam percaturan dunia, merayakan hal tersebut.
"Akan ada pesta di Kremlin jika Trump menang, dan sangat penting untuk tidak membiarkan pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk merayakan hal itu," kata Hillary, seperti dilansir Breitbart pada Jumat (3/6).
Selain itu, dirinya mengatakan, jika dia menjadi Presiden AS kelak, dirinya akan melucuti Iran dengan cara apapun yang tersedia, termasuk dengan menggunakan cara militer.
Clinton juga mengatakan, jika AS vakum dalam kegiatan di luar negeri, itu akan memungkinkan negara-negara lain untuk mendikte kebijakan di seluruh dunia. Dia mencotohkan saat AS menghentikan kegiatannya di Irak, dimana menurutnya akibat tidak ada adanya kehadiran AS, ISIS muncul di Irak.
"Kami bukan negara yang bersembunyi di balik tembok. Kami memimpin dengan tujuan dan kami menang, dan jika Amerika tidak memimpin, kita meninggalkan ruang hampa. Itu akan menyebabkan kekacauan atau negara lain akan terburu-buru untuk mengisi kekosongan. Kemudian, mereka akan menjadi orang-orang membuat keputusan tentang kehidupan Anda dan pekerjaan dan keamanan dan percayalah, pilihan yang mereka buat tidak akan menguntungkan kita," ucapnya.
(esn)