Ketika Anak-anak Indonesia Praktik Bercocok Tanam di Korut
A
A
A
PYONGYANG - Sejumlah anak-anak Indonesia dikabarkan melakukan praktik berocok tanam di sebuah lahan pertanian di Korea Utara (Korut). Praktik berocok tanam ini dilakukan ketika Duta Besar Indonesia untuk Korut Bambang Hiendrasto, berserta keluarga dan jajarannya mengunjungi koperasi persahabatan Korut-Indonesia, yaitu Koperasi Pertanian Yaksu, di Kangso District, Nampo City, 60 kilometer dari kota Pyongyang.
Menurut siaran pers Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Pyongyang, anak-anak Indonesia dan seluruh jajaran KBRI Pyonyang praktik menanam padi, baik secara tradisional ataupun dengan menggunakan mesin. Dimana, beberapa anggota rombongan berkesempatan menanam padi dengan menggunakan traktor khusus.
Usai menanam padi, Hiendrasto dan rombongan menuju lahan jagung dan kacang tanah yang ditanam dengan cara tumpang sari. Mereka juga ditemani oleh pejabat Komite Hubungan Kebudayaan Antarbangsa dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Persahabatan Korea Utara dan Indonesia, Ro Ki Nam.
Dalam kesempatan itu, Hiendrasto menyampaikan kegembiraannya dapat kembali berkunjung ke Koperasi Yaksu dan sekaligus mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan kepada seluruh rombongan. Selain itu, dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada Koperasi Yaksu karena memberikan kesempatan kepada rombongan, khususnya anak-anak, untuk melihat dan sekaligus merasakan bagaimana petani bekerja di sawah dan ladang.
Sementara itu, Kim Nam menyampaikan bahwa pihaknya dan seluruh petani Koperasi Yaksu selalu menantikan kunjungan Duta Besar RI dan keluarga besar KBRI Pyongyang. Kunjungan ini, lanjut Kim Nam menambah semangat kerja para pengurus dan petani di Koperasi Yaksu yang berjumlah sekitar 2.300 orang.
Selain koperasi persahabatan, di kota Pyongyang juga terdapat sekolah persahabatan Korut-Indonesia, yaitu Ryulgok Mid-School. Lalu, yang termahsyut di antero Korea Utara adalah Kimilsungia, bunga anggrek yang diberikan oleh Presiden Soekarno sebagai hadiah ulang tahun kepada Presiden Kim Il-Sung pada 1965 yang menjadi simbol persahabatan kedua bangsa.
Menurut siaran pers Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Pyongyang, anak-anak Indonesia dan seluruh jajaran KBRI Pyonyang praktik menanam padi, baik secara tradisional ataupun dengan menggunakan mesin. Dimana, beberapa anggota rombongan berkesempatan menanam padi dengan menggunakan traktor khusus.
Usai menanam padi, Hiendrasto dan rombongan menuju lahan jagung dan kacang tanah yang ditanam dengan cara tumpang sari. Mereka juga ditemani oleh pejabat Komite Hubungan Kebudayaan Antarbangsa dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Persahabatan Korea Utara dan Indonesia, Ro Ki Nam.
Dalam kesempatan itu, Hiendrasto menyampaikan kegembiraannya dapat kembali berkunjung ke Koperasi Yaksu dan sekaligus mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan kepada seluruh rombongan. Selain itu, dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada Koperasi Yaksu karena memberikan kesempatan kepada rombongan, khususnya anak-anak, untuk melihat dan sekaligus merasakan bagaimana petani bekerja di sawah dan ladang.
Sementara itu, Kim Nam menyampaikan bahwa pihaknya dan seluruh petani Koperasi Yaksu selalu menantikan kunjungan Duta Besar RI dan keluarga besar KBRI Pyongyang. Kunjungan ini, lanjut Kim Nam menambah semangat kerja para pengurus dan petani di Koperasi Yaksu yang berjumlah sekitar 2.300 orang.
Selain koperasi persahabatan, di kota Pyongyang juga terdapat sekolah persahabatan Korut-Indonesia, yaitu Ryulgok Mid-School. Lalu, yang termahsyut di antero Korea Utara adalah Kimilsungia, bunga anggrek yang diberikan oleh Presiden Soekarno sebagai hadiah ulang tahun kepada Presiden Kim Il-Sung pada 1965 yang menjadi simbol persahabatan kedua bangsa.
(esn)