Rusia Pada Savchenko: Tutup Mulut Anda!
A
A
A
JAKARTA - Rusia merespon pernyataan pilot perempuan Ukraina, Nadira Savchenko, terkait pernyataannya sesaat setelah tiba di Kiev, Ukraina. Savchenko menyerukan warga Rusia untuk melawan pemerintah Rusia.
Dirinya menuturkan, jika warga Rusia menginginkan perdamaian dengan Ukraina, ada satu hal besar yang harus dilakukan, yakni menggulingkan rezim Vladimir Puitn. Savchenko menyebut, warga Rusia harus berani menentang pemerintah saat ini.
"Saya ingin menyapa warga Rusia dan mengatakan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan. Tentu saja Rusia bukanlah negara yang mudah bagi kita untuk "mengangkat lutut", tetapi jika mereka ingin hidup dalam perjanjian dengan kami, mereka harus "mengangkat lutut"," kata Savchenko beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhael Y. Galuzin menuturkan, jika Savchenko tidak bisa membuat pernyataan yang baik, maka sebaiknya dia tutup mulut dan menikmati kebebasannya.
"Dia sebaiknya tutup mulut dan menikmati kebebasan yang telah diberikan kepadanya," kata Galuzin saat melakukan jumpa dengan sejumlah wartawan di kediamannya pada Senin (30/5).
Dirinya juga menuturkan, pengampunan yang diberikan oleh Presiden Putin kepada Savchenko merupakan permintaan dari keluarga dua jurnalis Rusia yang diduga dibunuh oleh wanita berambut pendek tersebut.
Seperti diketahui, Savchenko yang berstatus pilot militer, tertangkap saat berperang melawan kelompok separatis pro-Moskow di Ukraina timur. Ia kemudian diadili di Rusia selatan dengan tuduhan terlibat dalam kematian dua wartawan Rusia saat meliput konflik.
Pengadilan Rusia pada bulan Maret lalu menjatuhkan hukuman 22 tahun penjara bagi Savchenko. Namun, pada pekan lalu dirinya dibebaskan setelah Rusia dan Ukraina sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan.
Dirinya menuturkan, jika warga Rusia menginginkan perdamaian dengan Ukraina, ada satu hal besar yang harus dilakukan, yakni menggulingkan rezim Vladimir Puitn. Savchenko menyebut, warga Rusia harus berani menentang pemerintah saat ini.
"Saya ingin menyapa warga Rusia dan mengatakan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan. Tentu saja Rusia bukanlah negara yang mudah bagi kita untuk "mengangkat lutut", tetapi jika mereka ingin hidup dalam perjanjian dengan kami, mereka harus "mengangkat lutut"," kata Savchenko beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhael Y. Galuzin menuturkan, jika Savchenko tidak bisa membuat pernyataan yang baik, maka sebaiknya dia tutup mulut dan menikmati kebebasannya.
"Dia sebaiknya tutup mulut dan menikmati kebebasan yang telah diberikan kepadanya," kata Galuzin saat melakukan jumpa dengan sejumlah wartawan di kediamannya pada Senin (30/5).
Dirinya juga menuturkan, pengampunan yang diberikan oleh Presiden Putin kepada Savchenko merupakan permintaan dari keluarga dua jurnalis Rusia yang diduga dibunuh oleh wanita berambut pendek tersebut.
Seperti diketahui, Savchenko yang berstatus pilot militer, tertangkap saat berperang melawan kelompok separatis pro-Moskow di Ukraina timur. Ia kemudian diadili di Rusia selatan dengan tuduhan terlibat dalam kematian dua wartawan Rusia saat meliput konflik.
Pengadilan Rusia pada bulan Maret lalu menjatuhkan hukuman 22 tahun penjara bagi Savchenko. Namun, pada pekan lalu dirinya dibebaskan setelah Rusia dan Ukraina sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan.
(esn)