Korut Ancam Balas Tembakan Peringatan Korsel
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengancam akan membalas tembakan peringatan yang dilepaskan Korea Selatan (Korsel). Korsel melepaskan tembakan peringatan ketika kapal patroli dan kapal nelayah Korut melintasi wilayah perbatasan laut yang disengketakan di lepas pantai barat Semenanjung Korea.
Komandan Tinggi Tentara Rakyat Korut menyatakan, Angkatan Laut Korsel telah mengganggu dan mengatakan telah melakukan tindakan provokatif dengan melepaskan tembakan.
"Pelaku aksi provokasi akan menyesal selamanya atas aksi sembrono mereka melepaskan tembakan yang mengerikan," katanya, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (27/5/2016).
Sebelumnya, Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) melepaskan lima tembakan peringatan, setelah sebuah kapal patroli dan perahu nelayan Korea Utara (Korut) menerobos perbatasan laut yang disengketakan di lepas pantai barat semenanjung Korea.
Kedua negara secara teknis tetap dalam keadaan perang sejak konflik 1950-1953 mereka berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Pyongyang baru-baru ini mengusulkan pembicaraan militer dengan Seoul. Namun, Korsel menolak tawaran itu dan menilainya sebagai "serangan perdamaian palsu", karena tidak memiliki rencana untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara.
Komandan Tinggi Tentara Rakyat Korut menyatakan, Angkatan Laut Korsel telah mengganggu dan mengatakan telah melakukan tindakan provokatif dengan melepaskan tembakan.
"Pelaku aksi provokasi akan menyesal selamanya atas aksi sembrono mereka melepaskan tembakan yang mengerikan," katanya, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (27/5/2016).
Sebelumnya, Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) melepaskan lima tembakan peringatan, setelah sebuah kapal patroli dan perahu nelayan Korea Utara (Korut) menerobos perbatasan laut yang disengketakan di lepas pantai barat semenanjung Korea.
Kedua negara secara teknis tetap dalam keadaan perang sejak konflik 1950-1953 mereka berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Pyongyang baru-baru ini mengusulkan pembicaraan militer dengan Seoul. Namun, Korsel menolak tawaran itu dan menilainya sebagai "serangan perdamaian palsu", karena tidak memiliki rencana untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara.
(ian)