Pelukan Bersejarah, Paus dan Mufti Al-Azhar Pulihkan Hubungan
A
A
A
VATIKAN - Pemandangan langka yang sarat toleransi dilakukan pemimpin Vatikan; Paus Fransiskus (Francis) dan Mufti Masjid Al-Azhar, Sheikh Ahmed El-Tayyib, di mana keduanya berpelukan dan bertukar ciuman pipi.
Pelukan bersejarah ini sekaligus menjadi awal pemulihan hubungan yang “membeku” selama lima tahun terakhir.
Kedunya berpelukan ketika Sheikh Ahmed disambut di Istana Apostolik, Vatikan, hari Senin (23/5/2016).
”Pertemuan kami adalah pesan,” kata Paus Francis dalam komentar singkat kepada wartawan yang hadir pada awal pertemuannya dengan Sheikh Ahmed al-Tayyib, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (24/5/2016).
Keputusan Sheikh Ahmed untuk terbang ke Roma juga dilakukan mendadak sejak mengumumkan rencananya itu pada pekan lalu. Kunjungannya itu sebagai respons meredanya ketegangan serius antara dua komunitas agama yang dipicu piadato pemimpin Vatikan sebelumnya, Paus Benediktus XVI.
Pada September 2006, Paus Benediktus XVI dalam pidatonya menganggap bahwa Islam dikaitkan dengan kekerasan. Pidato itu memicu protes mematikan di beberapa negara dan serangan terhadap umat Kristen.
Pidato itu pula yang membuat pihak Al-Azhar yang dianggap sebagai pusat studi Muslim Sunni memutus kontak dengan Vatikan pada 2011.
Namun, sejak Vatikan dipimpin Paus Francis pada 2013, hubungan kedua pihak mulai “hangat”. Paus Francis dan Sheikh Ahmed dalam petemuan bersejarah itu saling melempar senyum. Pertemuan mereka berlangsung sekitar 30 menit.
Sebelum ini, pada minggu lalu Paus Francis mengkritik keras negara-negara Barat yang mencoba untuk mengekspor demokrasi ala Barat ke Timur Tengah dan Afrika tanpa menghormati budaya politik pribumi.
Pelukan bersejarah ini sekaligus menjadi awal pemulihan hubungan yang “membeku” selama lima tahun terakhir.
Kedunya berpelukan ketika Sheikh Ahmed disambut di Istana Apostolik, Vatikan, hari Senin (23/5/2016).
”Pertemuan kami adalah pesan,” kata Paus Francis dalam komentar singkat kepada wartawan yang hadir pada awal pertemuannya dengan Sheikh Ahmed al-Tayyib, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (24/5/2016).
Keputusan Sheikh Ahmed untuk terbang ke Roma juga dilakukan mendadak sejak mengumumkan rencananya itu pada pekan lalu. Kunjungannya itu sebagai respons meredanya ketegangan serius antara dua komunitas agama yang dipicu piadato pemimpin Vatikan sebelumnya, Paus Benediktus XVI.
Pada September 2006, Paus Benediktus XVI dalam pidatonya menganggap bahwa Islam dikaitkan dengan kekerasan. Pidato itu memicu protes mematikan di beberapa negara dan serangan terhadap umat Kristen.
Pidato itu pula yang membuat pihak Al-Azhar yang dianggap sebagai pusat studi Muslim Sunni memutus kontak dengan Vatikan pada 2011.
Namun, sejak Vatikan dipimpin Paus Francis pada 2013, hubungan kedua pihak mulai “hangat”. Paus Francis dan Sheikh Ahmed dalam petemuan bersejarah itu saling melempar senyum. Pertemuan mereka berlangsung sekitar 30 menit.
Sebelum ini, pada minggu lalu Paus Francis mengkritik keras negara-negara Barat yang mencoba untuk mengekspor demokrasi ala Barat ke Timur Tengah dan Afrika tanpa menghormati budaya politik pribumi.
(mas)