Prancis: ISIS Rencanakan Serangan Saat Piala Eropa
A
A
A
PARIS - Kepala Intelijen Internal Prancis, Patrick Calvar menuturkan, dari semua negara Eropa, Prancis memiliki ancaman terbesar untuk menjadi target serangan ISIS. Dirinya menyebut, pihaknya menduga ISIS tengah merencanakan serangan saat pagelaran Piala Eropa bulan depan.
"Jelas, Prancis adalah negara paling terancam serangan teror di seluruh Eropa, dan kita tahu saat ini ISIS tengah merencanakan serangan baru," kata Calvar saat berbicara di hadapan Deputi Majelis Nasional Prancis.
Calvar menuturkan alasan ISIS akan melakukan serangan di Prancis saat pageralan piala Eropa adalah, hal itu bisa menjadi sebuah pernyataan untuk ISIS. ISIS, lanjut Calvar saat ini sudah mengalami kekalahan di Irak dan Suriah, dan mereka buruh lokasi lain untuk menunjukan taring mereka.
"Karena menderita kekalahan dan kemunduran di medan perang (Irak dan Suriah) mereka ingin membuat pengalihan, dan membalas serangan udara koalisi," sambungnya, seperti dilansir Russia Today pada Jumat (20/5).
"Mereka akan mencoba untuk menyerang sesegera mungkin, dan mencapai dampak sebesar mungkin. Ini akan menjadi bentuk baru dari serangan, ditandai dengan menempatkan bahan peledak di tempat-tempat di mana ada kerumunan besar dan mengulangi jenis ini tindakan untuk menciptakan kepanikan," imbuhnya.
Prancis sendiri sejatinya masih dalam kondisi darurat paska serangan yang menghantam negara tersebut beberapa waktu lalu. Kondisi darurat ini rencananya akan terus dipertahankan sampai pagelaran piala Eropa berakhir Juli mendatang.
"Jelas, Prancis adalah negara paling terancam serangan teror di seluruh Eropa, dan kita tahu saat ini ISIS tengah merencanakan serangan baru," kata Calvar saat berbicara di hadapan Deputi Majelis Nasional Prancis.
Calvar menuturkan alasan ISIS akan melakukan serangan di Prancis saat pageralan piala Eropa adalah, hal itu bisa menjadi sebuah pernyataan untuk ISIS. ISIS, lanjut Calvar saat ini sudah mengalami kekalahan di Irak dan Suriah, dan mereka buruh lokasi lain untuk menunjukan taring mereka.
"Karena menderita kekalahan dan kemunduran di medan perang (Irak dan Suriah) mereka ingin membuat pengalihan, dan membalas serangan udara koalisi," sambungnya, seperti dilansir Russia Today pada Jumat (20/5).
"Mereka akan mencoba untuk menyerang sesegera mungkin, dan mencapai dampak sebesar mungkin. Ini akan menjadi bentuk baru dari serangan, ditandai dengan menempatkan bahan peledak di tempat-tempat di mana ada kerumunan besar dan mengulangi jenis ini tindakan untuk menciptakan kepanikan," imbuhnya.
Prancis sendiri sejatinya masih dalam kondisi darurat paska serangan yang menghantam negara tersebut beberapa waktu lalu. Kondisi darurat ini rencananya akan terus dipertahankan sampai pagelaran piala Eropa berakhir Juli mendatang.
(esn)