Melunak, Jong-un Siap Berdamai dengan Dunia Internasional
A
A
A
PYONGYANG - Sikap melunak ditunjukkan oleh Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, terkait hubungannya dengan dunia internasional yang tegang pasca uji coba nuklir dan meluncurkan rudal jarak jauh.
Dalam kongres Partai Buruh Korea, partai penguasa, Jong-un menyatakan bersedia untuk menormalkan hubungan dengan negara-negara yang memusuhi Korut.
"Partai Buruh Korea dan Pemerintah Korut akan meningkatkan dan menormalkan hubungan dengan negara-negara yang menghormati kedaulatan DPRK dan ramah ke arah itu, meskipun mereka telah memusuhi itu di masa lalu," Kim seperti dikutip dari NBC, Minggu (8/5/2016).
Tidak hanya itu, Jong-un juga menyerukan normalisasi hubungan dengan negara tetangganya, Korea Selatan (Korsel) dengan menghapus kesalahpahaman dan ketidakpercayaan. Hubungan kedua negara di Semenanjung Korea itu selama ini memang terkenal fluktuatif. Saat ini, ketegangan terjadi diantara keduanya setelah Korut melakukan uji coba nuklir dan rudal balistik.
Pernyataan ini juga sebelumnya pernah diucapkannya yang berujung pada pembicaraan dengan pejabat pemerintah Korsel yang membuat sedikit kemajuan terhadap hubungan kedua negara.
Kongres Partai Buruh Korea ini adalah yang pertama dalam 36 tahun terakhir dan diselenggarakan dengan meriah. Korsel dan sejumlah ahli mengantisipasi kemungkinan Kim Jong-un akan mencoba menggunakan kongres sebagai sarana mengkonsolidasikan kekuasaan setelah kematian ayahnya yang mendadak pada 2011.
Dalam kongres Partai Buruh Korea, partai penguasa, Jong-un menyatakan bersedia untuk menormalkan hubungan dengan negara-negara yang memusuhi Korut.
"Partai Buruh Korea dan Pemerintah Korut akan meningkatkan dan menormalkan hubungan dengan negara-negara yang menghormati kedaulatan DPRK dan ramah ke arah itu, meskipun mereka telah memusuhi itu di masa lalu," Kim seperti dikutip dari NBC, Minggu (8/5/2016).
Tidak hanya itu, Jong-un juga menyerukan normalisasi hubungan dengan negara tetangganya, Korea Selatan (Korsel) dengan menghapus kesalahpahaman dan ketidakpercayaan. Hubungan kedua negara di Semenanjung Korea itu selama ini memang terkenal fluktuatif. Saat ini, ketegangan terjadi diantara keduanya setelah Korut melakukan uji coba nuklir dan rudal balistik.
Pernyataan ini juga sebelumnya pernah diucapkannya yang berujung pada pembicaraan dengan pejabat pemerintah Korsel yang membuat sedikit kemajuan terhadap hubungan kedua negara.
Kongres Partai Buruh Korea ini adalah yang pertama dalam 36 tahun terakhir dan diselenggarakan dengan meriah. Korsel dan sejumlah ahli mengantisipasi kemungkinan Kim Jong-un akan mencoba menggunakan kongres sebagai sarana mengkonsolidasikan kekuasaan setelah kematian ayahnya yang mendadak pada 2011.
(ian)