Serang Yaman, Saudi Gunakan Bom Cluster Buatan AS
A
A
A
SANAA - Arab Saudi menggunakan bom cluster buatan Amerika Serikat (AS) saat melakukan serangan udara di Yaman. Hal itu diutarakan oleh kelompok pemantau Hak Asasi Manusia, Human Rights Watch (HRW).
Direktur masalah persenjataan HRW, Steve Goose menuturkan, AS terus melakukan penjualan bom cluster ke Saudi, yang pada akhirnya digunakan oleh negara tersebut untuk melakukan serangan di Yaman. Padahal, bom cluster adalah salah satu senjata yang dilarang untuk dijual dan dipakai oleh banyak negara.
"AS telah menjual bom cluster ke Arab Saudi, senjata yang sebagian besar negara telah menolaknya karena bahaya yang disebabkan kepada warga sipil," ucap Goose, seperti dikutip dari situs resmi HRW pada Jumat (6/5).
"Arab Saudi harus berhenti menggunakan bom cluster di Yaman atau di mana pun, dan AS harus berhenti memproduksi dan mengekspor bom jenis itu," sambung pria yang juga menjabat sebagai kepala Cluster Munition Coalition tersebut.
Bom cluster mulai dilarang penggunananya pada tahun 2008 lalu, diman saat itu sekitar 119 negara menandatangi perjanjian pelarang senjata. AS, dan Saudi sayangnya bukan negara yang turut menandatangi kesepakatan itu, yang membuat mereka masih menggunakan bom cluster sampai saat ini.
Direktur masalah persenjataan HRW, Steve Goose menuturkan, AS terus melakukan penjualan bom cluster ke Saudi, yang pada akhirnya digunakan oleh negara tersebut untuk melakukan serangan di Yaman. Padahal, bom cluster adalah salah satu senjata yang dilarang untuk dijual dan dipakai oleh banyak negara.
"AS telah menjual bom cluster ke Arab Saudi, senjata yang sebagian besar negara telah menolaknya karena bahaya yang disebabkan kepada warga sipil," ucap Goose, seperti dikutip dari situs resmi HRW pada Jumat (6/5).
"Arab Saudi harus berhenti menggunakan bom cluster di Yaman atau di mana pun, dan AS harus berhenti memproduksi dan mengekspor bom jenis itu," sambung pria yang juga menjabat sebagai kepala Cluster Munition Coalition tersebut.
Bom cluster mulai dilarang penggunananya pada tahun 2008 lalu, diman saat itu sekitar 119 negara menandatangi perjanjian pelarang senjata. AS, dan Saudi sayangnya bukan negara yang turut menandatangi kesepakatan itu, yang membuat mereka masih menggunakan bom cluster sampai saat ini.
(esn)