China-Rusia Bangun Pesawat Hipersonik Penakluk THAAD AS
A
A
A
BEIJING - Rusia dan China tengah membangun sebuah pesawat ringan berkecepatan hipersonik yang disebut bisa menaklukan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) milik Amerika Serikat (AS). Para pengamat militer China bahkan menyebut tes pertama pesawat tersebut sudah dilakukan.
Pengamat kebijakan pertahanan di Universitas Shanghai, Professor He Qisong menuturkan, uji coba pesawat ini merupakan sebuah peringatan bagi AS, yang hendak mengerahkan sistem pertahanan tersebut ke Korea Selatan (Korsel).
"Tes pesawat hipersonik oleh China dan Rusia memang ditujukan untuk memberikan ancaman bagi AS, yang berencana untuk membuat sebuah sistem pertahanan rudal di Kosel," kata Qisong, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (1/5).
Hal senada juga dikumandangkan oleh pengamat militer Li Jie, yang menuturkan bahwa uji coba pesawat yang dikembangkan oleh China dan Rusia ini merupakan bukti bahwa China mampu menciptakan sebuah teknologi yang bisa mengalahkan THAAD AS.
"China sedang berusaha untuk menggunakan uji coba pesawat terbaru untuk memperingatkan AS bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China memiliki senjata lain yang kuat mampu melawan sistem THAAD," ucapnya.
Sebelumnya, Rusia dan China sendiri memang telah sepakat untuk saling mendukung dalam melawan pengaruh Washington dan sekutunya, terutama di Asia. Keduanya juga mencela apa yang mereka sebut sebagai intervensi dalam permasalahan Laut China Selatan dan Semenanjung Korea.
Kesepakatan itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan kompatriotnya asal China, Wang Yi, bertemu di Beijing. Dalam pertemuan itu, keduanya pun kembali menyuarakan penolakannya terhadap rencana AS menyebar sistem pertahanan rudal THAAD di Korsel.
Pengamat kebijakan pertahanan di Universitas Shanghai, Professor He Qisong menuturkan, uji coba pesawat ini merupakan sebuah peringatan bagi AS, yang hendak mengerahkan sistem pertahanan tersebut ke Korea Selatan (Korsel).
"Tes pesawat hipersonik oleh China dan Rusia memang ditujukan untuk memberikan ancaman bagi AS, yang berencana untuk membuat sebuah sistem pertahanan rudal di Kosel," kata Qisong, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (1/5).
Hal senada juga dikumandangkan oleh pengamat militer Li Jie, yang menuturkan bahwa uji coba pesawat yang dikembangkan oleh China dan Rusia ini merupakan bukti bahwa China mampu menciptakan sebuah teknologi yang bisa mengalahkan THAAD AS.
"China sedang berusaha untuk menggunakan uji coba pesawat terbaru untuk memperingatkan AS bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China memiliki senjata lain yang kuat mampu melawan sistem THAAD," ucapnya.
Sebelumnya, Rusia dan China sendiri memang telah sepakat untuk saling mendukung dalam melawan pengaruh Washington dan sekutunya, terutama di Asia. Keduanya juga mencela apa yang mereka sebut sebagai intervensi dalam permasalahan Laut China Selatan dan Semenanjung Korea.
Kesepakatan itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan kompatriotnya asal China, Wang Yi, bertemu di Beijing. Dalam pertemuan itu, keduanya pun kembali menyuarakan penolakannya terhadap rencana AS menyebar sistem pertahanan rudal THAAD di Korsel.
(esn)