Hamas: Pemboman Bus Israel Adalah Bukti Perlawanan
A
A
A
YERUSALEM - Aksi pemboman sebuah bus di Yerusalem pada pekan lalu yang dilakukan oleh anggota Hamas menunjukkan tekad gerakan ini untuk melanjutkan perjuangan penolakan terhadap Israel. Hal tersebut diungkapkan oleh pemimpin Hamas, Ismail Haniya di Gaza.
Di hadapan ribuan pendukungnya di Jalur Gaza, Haniya memuji aksi heroik dari Abdel Hamid Abu Sorur, yang melakukan aksi bom bunuh diri. Aksi ini melukai 20 orang dalam serangan yang terjadi pada 18 April lalu itu.
"Pemboman itu menunjukkan bahwa Hamas dan anak-anak Hamas berkomitmen untuk bertahan dan bertekad untuk mengejar intifada," seru Haniya, seperti dikutip dari laman France24, Jumat (29/4/2016).
"Kami mengatakan kepada penjajah Zionis, bahwa orang-orang kami tidak bisa lagi berdiri di belakang blokade yang Israel terapkan terhadap Gaza pada tahun 2016. Ini adalah hak kita untuk memiliki pelabuhan dan bandara di Gaza," tegasnya.
Sebelumnya, sebuah bus meledak di Yerusalem dan melukai sedikitnya 21 orang. Pihak kepolisian menyatakan bahwa peristiwa itu adalah serangan teror. Insiden ini pun meningkatkan kembali kekhawatiran aksi bom bunuh diri Palestina yang melanda kota-kota di Israel dekade lalu.
(Baca juga: Bus Meledak di Yerusalem, 21 Warga Israel Terluka)
Setelah melakukan penyelidikan, polisi Israel memastikan jika militan Hamas menjadi pelaku pemboman bus tersebut. Peristiwa ini terjadi di tengah gelombang kekerasan yang terjadi di seluruh Israel. Setidaknya 203 warga Palestina dan 28 warga Israel tewas sejak Oktober lalu.
(Baca juga: Israel Sebut Warga Palestina Dalang Pemboman Bus di Yerusalem)
Di hadapan ribuan pendukungnya di Jalur Gaza, Haniya memuji aksi heroik dari Abdel Hamid Abu Sorur, yang melakukan aksi bom bunuh diri. Aksi ini melukai 20 orang dalam serangan yang terjadi pada 18 April lalu itu.
"Pemboman itu menunjukkan bahwa Hamas dan anak-anak Hamas berkomitmen untuk bertahan dan bertekad untuk mengejar intifada," seru Haniya, seperti dikutip dari laman France24, Jumat (29/4/2016).
"Kami mengatakan kepada penjajah Zionis, bahwa orang-orang kami tidak bisa lagi berdiri di belakang blokade yang Israel terapkan terhadap Gaza pada tahun 2016. Ini adalah hak kita untuk memiliki pelabuhan dan bandara di Gaza," tegasnya.
Sebelumnya, sebuah bus meledak di Yerusalem dan melukai sedikitnya 21 orang. Pihak kepolisian menyatakan bahwa peristiwa itu adalah serangan teror. Insiden ini pun meningkatkan kembali kekhawatiran aksi bom bunuh diri Palestina yang melanda kota-kota di Israel dekade lalu.
(Baca juga: Bus Meledak di Yerusalem, 21 Warga Israel Terluka)
Setelah melakukan penyelidikan, polisi Israel memastikan jika militan Hamas menjadi pelaku pemboman bus tersebut. Peristiwa ini terjadi di tengah gelombang kekerasan yang terjadi di seluruh Israel. Setidaknya 203 warga Palestina dan 28 warga Israel tewas sejak Oktober lalu.
(Baca juga: Israel Sebut Warga Palestina Dalang Pemboman Bus di Yerusalem)
(ian)