Takut Diserang Drone, ISIS Tutupi Raqqa dengan Sprei
A
A
A
DAMASKUS - Keberadaan pesawat nirawak alias drone tampaknya menjadi momok bagi kelompok ISIS. Keberadaan drone yang tidak terlacak dan muncul secara tiba-tiba menimbulkan ketakutan tersendiri di dalam anggota ISIS. Sejumlah tokoh penting ISIS tewas akibat serangan drone.
ISIS pun melakukan segala cara untuk menggagalkan serangan drone milik Barat. Salah satunya dengan menutupi seluruh jalan-jalan di ibukota de facto mereka, Raqqa, dengan sprei.
Gambar yang diposting oleh kelompok Slaughtered Silently, kelompok aktivis yang mendokumentasikan kehidupan dibahaw ISIS dalam kota Raqqa, menunjukkan puluhan sprei diikay di puncak-puncak kantor dan rumah seperti dikutip dari laman Telegraph, Kamis (28/4/2016).
"Kita semua mitra, yang berarti setiap rumah harus membayar 2.000 pound Suriah untuk instlasi sprei, yang kita mulai tempatkan beberapa hari lalu di beberapa jalan utama untuk mencegah mata-mata di udara," begitu bunyi surat pengumuman seorang komandan ISIS kepada masyarakat Raqqa.
Juru bicara pasukan koalisi pimpinan AS, Kolonel Steve Warren, mengkonfirmasi hal ini. Menurutnya ini adalah taktik umum yang kerap digunakan oleh kelompok tersebut di sejumlah kota Suriah dan Irak.
"Mereka telah menggunakan taktik ini selama satu tahun," katanya kepada Newsweek. "Penerapan besar-besaran terjadi di Ramadi, juga di tempat lain."
ISIS pun melakukan segala cara untuk menggagalkan serangan drone milik Barat. Salah satunya dengan menutupi seluruh jalan-jalan di ibukota de facto mereka, Raqqa, dengan sprei.
Gambar yang diposting oleh kelompok Slaughtered Silently, kelompok aktivis yang mendokumentasikan kehidupan dibahaw ISIS dalam kota Raqqa, menunjukkan puluhan sprei diikay di puncak-puncak kantor dan rumah seperti dikutip dari laman Telegraph, Kamis (28/4/2016).
"Kita semua mitra, yang berarti setiap rumah harus membayar 2.000 pound Suriah untuk instlasi sprei, yang kita mulai tempatkan beberapa hari lalu di beberapa jalan utama untuk mencegah mata-mata di udara," begitu bunyi surat pengumuman seorang komandan ISIS kepada masyarakat Raqqa.
Juru bicara pasukan koalisi pimpinan AS, Kolonel Steve Warren, mengkonfirmasi hal ini. Menurutnya ini adalah taktik umum yang kerap digunakan oleh kelompok tersebut di sejumlah kota Suriah dan Irak.
"Mereka telah menggunakan taktik ini selama satu tahun," katanya kepada Newsweek. "Penerapan besar-besaran terjadi di Ramadi, juga di tempat lain."
(ian)