Situasi Gawat, Sandera Malaysia Takut Dipenggal Abu Sayyaf Jika Tak Ditebus
A
A
A
SERAWAK - Seorang warga Malaysia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina telah memberitahu keluarganya bahwa situasi sangat gawat. Dia takut dipenggal jika uang tebusan tidak dibayar.
Wong Chie Ming, 55, ayah dari salah satu sandera asal Malaysia; Wong Teck Chi, mengatakan bahwa anaknya menghubunginya terakhir pada 18 April 2016. Menurutnya, anaknya dan sandera lainnya berada dalam situasi yang sangat berbahaya, di mana pesawat militer Filipina setiap saat menjatuhkan bom.
Kelompok Abu Sayyaf menuntut agar keluarga para sandera membayar uang tebusan sebelum 30 April 2016 atau mereka semua akan dipenggal.
Ayah sandera itu mengaku anaknya telah menghubunginya empat kali.
Empat warga Malaysia Wong Teck Pang, 31, Wong Teck Chi, 29, Johnny Lau Jung Hien, 21, dan Wong Hung Sing 34, diculik dari kapal tunda mereka oleh orang-orang bersenjata dari kelompok Abu Sayyaf di dekat Pulau Ligitan, Semporna pada 1 April 2016.
"Orang-orang bersenjata telah memberi kita (waktu) sampai akhir bulan ini untuk mengeluarkan uang tebusan. Kami sangat khawatir sekarang karena kita tidak bisa memenuhi uang yang diminta oleh mereka,” kata Wong Chie Ming, tanpa menyebut nominal uang tebusan itu.
Dalam percakapan, anaknya dengan suara gemetar bertanya sudah sejauh mana pengumpulan uang untuk menebus dia dan saudara-saudaranya. ”Jika Anda gagal untuk mendapatkan banyak uang, mereka akan memenggal kepala kita semua,” kata Wong Teck Chi kepada ayahnya.
Ketika dikunjungi oleh politikus Partai Barisan Nasional (BN) di Sibu, keluarga para sandera mengatakan sikap penculik tidak goyah sehingga membuat para sandera takut.
Percakapan antara Wong Teck Chi dan ayahnya telah dicatat dan dibagikan secara luas melalui situs media sosial seperti WhatsApp, WeChat dan Facebook.
Anehnya, menurut ayah Wong Teck Chi, seperti dikutip Iquirer, Kamis (28/4/2016), para penculik tidak memberitahu bagaimana untuk menyerahkan uang tebusan.
Kerabat perempuan dari sandera asal Malaysia itu yakin para penculik akan memaksa sandera untuk menghubungi keluarga dalam dua hari ini.
Ada empat warga Malaysia yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Selain itu, 14 warga Indonesia juga disandera oleh kelompok yang diduga juga dari faksi Abu Sayyaf.
Ketua Menteri Sarawak, Adenan Satem, mengatakan pemerintah negara bagian akan membantu keluarga dari empat sandera asal Sarawak yang diculik oleh Abu Sayyaf di Filipina selatan.
Wong Chie Ming, 55, ayah dari salah satu sandera asal Malaysia; Wong Teck Chi, mengatakan bahwa anaknya menghubunginya terakhir pada 18 April 2016. Menurutnya, anaknya dan sandera lainnya berada dalam situasi yang sangat berbahaya, di mana pesawat militer Filipina setiap saat menjatuhkan bom.
Kelompok Abu Sayyaf menuntut agar keluarga para sandera membayar uang tebusan sebelum 30 April 2016 atau mereka semua akan dipenggal.
Ayah sandera itu mengaku anaknya telah menghubunginya empat kali.
Empat warga Malaysia Wong Teck Pang, 31, Wong Teck Chi, 29, Johnny Lau Jung Hien, 21, dan Wong Hung Sing 34, diculik dari kapal tunda mereka oleh orang-orang bersenjata dari kelompok Abu Sayyaf di dekat Pulau Ligitan, Semporna pada 1 April 2016.
"Orang-orang bersenjata telah memberi kita (waktu) sampai akhir bulan ini untuk mengeluarkan uang tebusan. Kami sangat khawatir sekarang karena kita tidak bisa memenuhi uang yang diminta oleh mereka,” kata Wong Chie Ming, tanpa menyebut nominal uang tebusan itu.
Dalam percakapan, anaknya dengan suara gemetar bertanya sudah sejauh mana pengumpulan uang untuk menebus dia dan saudara-saudaranya. ”Jika Anda gagal untuk mendapatkan banyak uang, mereka akan memenggal kepala kita semua,” kata Wong Teck Chi kepada ayahnya.
Ketika dikunjungi oleh politikus Partai Barisan Nasional (BN) di Sibu, keluarga para sandera mengatakan sikap penculik tidak goyah sehingga membuat para sandera takut.
Percakapan antara Wong Teck Chi dan ayahnya telah dicatat dan dibagikan secara luas melalui situs media sosial seperti WhatsApp, WeChat dan Facebook.
Anehnya, menurut ayah Wong Teck Chi, seperti dikutip Iquirer, Kamis (28/4/2016), para penculik tidak memberitahu bagaimana untuk menyerahkan uang tebusan.
Kerabat perempuan dari sandera asal Malaysia itu yakin para penculik akan memaksa sandera untuk menghubungi keluarga dalam dua hari ini.
Ada empat warga Malaysia yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Selain itu, 14 warga Indonesia juga disandera oleh kelompok yang diduga juga dari faksi Abu Sayyaf.
Ketua Menteri Sarawak, Adenan Satem, mengatakan pemerintah negara bagian akan membantu keluarga dari empat sandera asal Sarawak yang diculik oleh Abu Sayyaf di Filipina selatan.
(mas)