Salahkan Amerika, Korut Bilang Lawan Nuklir dengan Nuklir!
A
A
A
NEW YORK - Pemerintah Korea Utara (Korut) menyalahkan Amerika Serikat atas program nuklir kontroversial Pyongyang. Korut menyatakan semua cara yang dilakukan sia-sia dan satu-satunya cara adalah melawan senjata nuklir musuh dengan senjata nuklir.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Korut, Ri Su-yong di New York. Dia melakukan kunjungan langka untuk berpartisipasi dalam pertemuan PBB untuk membahas perubahan iklim.
Dalam pidatonya, Ri Su-yong, mengatakan Amerika harus disalahkan untuk program nuklir kontroversial Korut. Rezim Pyongyang merasa kebijakan bermusuhan AS telah membuat Korut dalam bahaya.
”Dalam rangka untuk menghapus ancaman nuklir, kami mencoba berdialog dan melakukan upaya melalui hukum internasional, tapi semuanya berjalan sia-sia. Satu-satunya hal yang tersisa adalah menanggapi nuklir dengan nuklir!,” kata Ri, seperti dikutip IB Times, Jumat (22/4/2016).
Ri melakukan perjalanan ke New York dari Beijing di tengah ketegangan di semenanjung Korea yang semakin memans. Ketegangan terjadi sejak Pyongyang melakukan uji coba senjata nuklir keempat jenis bom hidrogen dan dilanjutkan dengan peluncuran roket jarak jauh.
Ri sebelumnya mengunjungi New York pada bulan September 2015 untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB. Tetapi ini adalah kunjungan pertamanya sejak situasi memburuk. Perjalanannya telah menimbulkan spekulasi bahwa dia mungkin bertemu dengan beberapa pejabat tinggi AS, tapi spekulasi itu dia tepis.
Dalam sambutannya, Ri juga mengambil kesempatan untuk menjuluki latihan militer bersama AS dengan Korea Selatan sebagai latihan militer untuk serangan terhadap Pyongyang.
Dia jug mengutuk sanksi ekonomi untuk Korut yang dipimpin PBB. Tapi, dia menegaskan bahwa Korut tidak akan menyerah pada penundukan yang direkayasa oleh AS. Ri mendesak Washington untuk mengurangi "kebijakan bermusuhan".
Pernyataannya muncul di saat muncul kekhawatiran bahwa Korut mungkin sedang mempersiapkan uji coba senjata nuklir untuk kelima kali.
Menanggapi laporan kekhawatiran itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby memperingatkan Korut.
”Kami mengambil ancaman ini sangat serius. Bahkan, ketika mereka hanya mengatakan, (atau) klaim mereka akan melakukan sesuatu,” ujarnya.
“Kami tahu itu penting, untuk banyak orang di wilayah tersebut dan untuk sekutu kami di Korea Selatan, jadi kami harus mengambil hal ini dengan serius, dan kami lakukan.”
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Korut, Ri Su-yong di New York. Dia melakukan kunjungan langka untuk berpartisipasi dalam pertemuan PBB untuk membahas perubahan iklim.
Dalam pidatonya, Ri Su-yong, mengatakan Amerika harus disalahkan untuk program nuklir kontroversial Korut. Rezim Pyongyang merasa kebijakan bermusuhan AS telah membuat Korut dalam bahaya.
”Dalam rangka untuk menghapus ancaman nuklir, kami mencoba berdialog dan melakukan upaya melalui hukum internasional, tapi semuanya berjalan sia-sia. Satu-satunya hal yang tersisa adalah menanggapi nuklir dengan nuklir!,” kata Ri, seperti dikutip IB Times, Jumat (22/4/2016).
Ri melakukan perjalanan ke New York dari Beijing di tengah ketegangan di semenanjung Korea yang semakin memans. Ketegangan terjadi sejak Pyongyang melakukan uji coba senjata nuklir keempat jenis bom hidrogen dan dilanjutkan dengan peluncuran roket jarak jauh.
Ri sebelumnya mengunjungi New York pada bulan September 2015 untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB. Tetapi ini adalah kunjungan pertamanya sejak situasi memburuk. Perjalanannya telah menimbulkan spekulasi bahwa dia mungkin bertemu dengan beberapa pejabat tinggi AS, tapi spekulasi itu dia tepis.
Dalam sambutannya, Ri juga mengambil kesempatan untuk menjuluki latihan militer bersama AS dengan Korea Selatan sebagai latihan militer untuk serangan terhadap Pyongyang.
Dia jug mengutuk sanksi ekonomi untuk Korut yang dipimpin PBB. Tapi, dia menegaskan bahwa Korut tidak akan menyerah pada penundukan yang direkayasa oleh AS. Ri mendesak Washington untuk mengurangi "kebijakan bermusuhan".
Pernyataannya muncul di saat muncul kekhawatiran bahwa Korut mungkin sedang mempersiapkan uji coba senjata nuklir untuk kelima kali.
Menanggapi laporan kekhawatiran itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby memperingatkan Korut.
”Kami mengambil ancaman ini sangat serius. Bahkan, ketika mereka hanya mengatakan, (atau) klaim mereka akan melakukan sesuatu,” ujarnya.
“Kami tahu itu penting, untuk banyak orang di wilayah tersebut dan untuk sekutu kami di Korea Selatan, jadi kami harus mengambil hal ini dengan serius, dan kami lakukan.”
(mas)