Soal Laut China Selatan, Inggris Dukung AS
A
A
A
WASHINGTON - Inggris menegaskan akan berdiri di samping Amerika Serikat (AS) dalam mendukung putusan pengadilan internasional dalam kasus yang menentang legalitas klaim teritorial ekspansif China di Laut China Selatan.
Menteri Negara Kementerian Luar Negeri Inggris, Hugo Swire mengatakan, ketegangan yang tumbuh di Laut China Selatan didorong oleh tindakan tegas China mengklaim wilayah itu. Dia mengatakan, setiap pengadilan harus mengikat kedua belah pihak, tetapi juga akan menjadi kesempatan untuk dialog baru antara pemerintah China dan Filipina.
"Dalam tanggapan kami terhadap putusan ini, Inggris akan berdiri bersama AS dan masyarakat internasional yang lebih luas," katanya kepada lembaga think tank Washington, Center for Strategic and International Studies, dikutip dari ABC News, Selasa (19/4/2016).
Swire juga mengatakan, London akan terus berteriak lantang dalam mendukung aturan yang ada melawan setiap pemaksaan kehendak. Ia mencoba menepis persepsi bahwa Inggris tidak bersedia untuk menantang Beijing karena menginginkan investasi China.
Sebelumnya, selama kunjungan kenegaraan pemimpin China, Xi Jinping ke Inggris pada bulan Oktober, kedua negara mencapai kesepakatan bisnis hingga lebih dari 30 miliar pound. Jumlah itu termasuk saham besar China pada pembangkit listrik tenaga nuklir yang direncanakan di Inggris barat.
China telah mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan yang menimbulkan sejumlah tentangan dari negara-negara lain. Salah satunya adalah Filipina, yang membawa permasalahan tersebut ke Pengadilan Arbitrase di Den Haag, Belanda. Namun China menyatakan bahwa Pengadilan Arbitrase tidak memiliki yurisdiksi dalam hal ini.
Menteri Negara Kementerian Luar Negeri Inggris, Hugo Swire mengatakan, ketegangan yang tumbuh di Laut China Selatan didorong oleh tindakan tegas China mengklaim wilayah itu. Dia mengatakan, setiap pengadilan harus mengikat kedua belah pihak, tetapi juga akan menjadi kesempatan untuk dialog baru antara pemerintah China dan Filipina.
"Dalam tanggapan kami terhadap putusan ini, Inggris akan berdiri bersama AS dan masyarakat internasional yang lebih luas," katanya kepada lembaga think tank Washington, Center for Strategic and International Studies, dikutip dari ABC News, Selasa (19/4/2016).
Swire juga mengatakan, London akan terus berteriak lantang dalam mendukung aturan yang ada melawan setiap pemaksaan kehendak. Ia mencoba menepis persepsi bahwa Inggris tidak bersedia untuk menantang Beijing karena menginginkan investasi China.
Sebelumnya, selama kunjungan kenegaraan pemimpin China, Xi Jinping ke Inggris pada bulan Oktober, kedua negara mencapai kesepakatan bisnis hingga lebih dari 30 miliar pound. Jumlah itu termasuk saham besar China pada pembangkit listrik tenaga nuklir yang direncanakan di Inggris barat.
China telah mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan yang menimbulkan sejumlah tentangan dari negara-negara lain. Salah satunya adalah Filipina, yang membawa permasalahan tersebut ke Pengadilan Arbitrase di Den Haag, Belanda. Namun China menyatakan bahwa Pengadilan Arbitrase tidak memiliki yurisdiksi dalam hal ini.
(ian)