Whistleblower Bank Swiss Sebut CIA Dalangi Panama Papers

Kamis, 14 April 2016 - 11:55 WIB
Whistleblower Bank Swiss...
Whistleblower Bank Swiss Sebut CIA Dalangi Panama Papers
A A A
MUNICH - Bradley Birkenfeld, seorangwshitleblowerbank Swiss percaya peretasan dokumen yang dikenal sebagai Panama Papers didalangi badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA.

Birkenfeld semula adalah seorang bankir namun berubah menjadiwhistleblowerkarena terkena penipuan dalam sistem perbankan Swiss pada tahun 2008.

Panama Papers yang berisi bocoran data 11,5 juta dokumen klien firma hukum Mossack Fonseca telah dirilis ke media global beberapa waktu lalu. Panama Papers itu menjelaskan bagaimana firma hukum Mossack Fonseca diduga membentu para kliennya untuk menghindari pajak.

Salah satu Birkenfeld percaya CIA mendalangi kebocoran Panama Papers adalah tidak adanya nama pemimpin dan pengusaha Amerika dalam dokumen itu.

”CIA saya yakin di balik ini,” katanya kepada CNBC dalam sebuah wawancara dari Munich, Jerman.

”Fakta bahwa kita melihat semua nama merupakan 'musuh' dari Amerika Serikat (seperti) Rusia, China, Pakistan, Argentina. Dan kami tidak melihat satu nama Amerika. Mengapa demikian?,” tanyawhistleblowerbank Swiss ini, yang dilansir semalam (13/4/2016).

”Terus terang, perasaan saya adalah bahwa hal ini tentunya operasi badan intelijen,” lanjut dia.

“Jika Anda mendapati NSA dan CIA memata-matai pemerintah asing, mereka pasti bisa masuk ke sebuah firma hukum seperti ini. Tapi mereka selektif membawa informasi ke domain publik yang tidak menyakiti AS dalam bentuk apapun.”

“Dan ada sesuatu yang serius, yang menyeramkan di sini, di balik ini,” sambung Birkenfeld. Ditanya mengapa sekutu AS, seperti Perdana Menteri Inggris David Cameron—yang ayahnya tercantum di Panama Papers—ikut terkena. Birkenfeld mengatakan, bahwa ada kemungkinan "kerusakan" dalam operasi intelijen.

Birkenfeld pernah dianugerahi lebih dari USD100 juta oleh Internal Revenue Service AS (IRS) setelah mengungkapkan bukti penipuan keuangan yang berkaitan dengan bagaimana orang Amerika yang menggunakan sistem perbankan Swiss untuk menghindari pajak. Akibat ulah Birkenfeld itu, mantan majikannya dikenai denda USD 780 juta.

Sementar itu, di tengah gempuran media, Direktur Mossack Fonseca, Ramon Fonseca, telah membantah melakukan kesalahan. Dia mengatakan perusahaan telah menderita akibat peretasan padadatabasedan menggambarkan kebocoran data itu sebagai "kampanye internasional melawan privasi".

“Kami mengesampingkan pekerjaan orang dalam. Ini bukan kebocoran. Ini adalahhack,” kata Fonseca kepadaReuters. ”Kami punya teori dan kita mengikuti itu. Kami telah membuat pengaduan terkait ke kantor Jaksa Agung, dan ada lembaga pemerintah yang mempelajari masalah ini.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)