Drone Siap Gantikan Tugas Pasukan AS di Sinai
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau yang lebih dikenal dengan nama Pentagon berencana untuk mengurangi jumlah pasukan AS di semenanjung Sinai, Mesir, dan menggantinya dengan drone atau pesawat tanpa awak. Alasannya, ancaman ISIS semakin besar di kawasan tersebut.
Sekitar 700 tentara AS berpartisipasi dalam operasi PBB, yang disebut misi Pasukan dan pengamat Mulitinasional (MFO) di semenanjung Sinai. Misi ini digelar setelah Israel dan Mesir menandatangani perjanjian perdamaian tahun 1979, untuk memantau perjanjian damai tersebut.
Pada awalnya, ancaman terhadap misi tersebut terbilang sangat rendah. Namun, dalam beberapa bulan terakhir ancaman terhadap misi tersebut terus meningkat setelah kelompok milisi Sinai, yang telah berafiliasi dengan ISIS semakin gencar melakukan aksinya.
Juru bicara Pentagon, Kapten Angkatan Laut Jeff Davis mengatakan, AS akan terus berkomitmen pada MFO. Namun, dengan semakin tingginya ancaman, maka AS akan mengubah sedikit partisipasinya dalam MFO, yakni dengan mengurangi keberadaan manusia dan memperbanyak drone di wilayah tersebut.
"Pentagon tetap berkomitmen penuh untuk misi MFO, tetapi ingin menggunakan drone dan alat-alat berteknologi tinggi lainnya untuk melakukan beberapa pekerjaan berisiko," kata Davis, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (13/4).
"Saya tidak berpikir ada yang berbicara tentang penarikan sekala penuh. Saya pikir kita hanya akan melihat berapa banyak jumlah orang yang ada disana dan melihat apakah ada sejumlah sisi yang bisa dilakukan secara otomatis," sambungnya.
Davis menambahkan, Menteri Pertahanan Ash Carter dan para pejabat AS lainnya telah mulai percakapan formal mengenai hal ini dengan pejabat terkait di Israel dan Mesir.
Sekitar 700 tentara AS berpartisipasi dalam operasi PBB, yang disebut misi Pasukan dan pengamat Mulitinasional (MFO) di semenanjung Sinai. Misi ini digelar setelah Israel dan Mesir menandatangani perjanjian perdamaian tahun 1979, untuk memantau perjanjian damai tersebut.
Pada awalnya, ancaman terhadap misi tersebut terbilang sangat rendah. Namun, dalam beberapa bulan terakhir ancaman terhadap misi tersebut terus meningkat setelah kelompok milisi Sinai, yang telah berafiliasi dengan ISIS semakin gencar melakukan aksinya.
Juru bicara Pentagon, Kapten Angkatan Laut Jeff Davis mengatakan, AS akan terus berkomitmen pada MFO. Namun, dengan semakin tingginya ancaman, maka AS akan mengubah sedikit partisipasinya dalam MFO, yakni dengan mengurangi keberadaan manusia dan memperbanyak drone di wilayah tersebut.
"Pentagon tetap berkomitmen penuh untuk misi MFO, tetapi ingin menggunakan drone dan alat-alat berteknologi tinggi lainnya untuk melakukan beberapa pekerjaan berisiko," kata Davis, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (13/4).
"Saya tidak berpikir ada yang berbicara tentang penarikan sekala penuh. Saya pikir kita hanya akan melihat berapa banyak jumlah orang yang ada disana dan melihat apakah ada sejumlah sisi yang bisa dilakukan secara otomatis," sambungnya.
Davis menambahkan, Menteri Pertahanan Ash Carter dan para pejabat AS lainnya telah mulai percakapan formal mengenai hal ini dengan pejabat terkait di Israel dan Mesir.
(esn)