Kontra Intelijen Ungkap 29 Bekas Tentara Jerman Gabung ISIS
A
A
A
BERLIN - Layanan kontra intelijen militer Jerman (MAD) mengungkap, setidakny 29 mantan tentara Jerman meninggalkan negara untuk bergabung dengan kelompok Islamic State (ISIS) di Irak dan Suriah.
Layanan itu, dalam laporanny jug menyatakan bhwa 65 tentara aktif sedang diselidiki atas tuduhan mendukung paham “jihadis”.
Laporan MDA dirilis kantor berita DPA, kemarin. Anggota Parlemen dari Partai Sosial Demokrat (SPD), Hans-Peter Bartels, yang bertanggung jawab untuk pengawasan tentara, mengatakan pemerinth harus bertindak serius atas masalah ini.
Khawatir dengan bocoran data itu, Kementerian Pertahanan Jerman menegaskan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah yang lebih besar untuk memastikan bahwa para “jihadis” tidak menyusup ke Angkatan Darat Jerman.
Saat ini, hanya calon tentara dari daerah-daerah sensitif yang harus menjalani pemeriksaan latar belakang.
”Sama seperti kekuatan tempur lainnya, Bundeswehr bisa menarik bagi 'kelompok Islamis’ yang ingin mendapatkan pelatihan senjata,” kata Bartels. "Tapi, setahu saya sejauh ini tidak ada dorongan yang sistematis dari kelompok seperti itu untuk menyusup ke tentara,” lanjut dia.
Layanan itu, dalam laporanny jug menyatakan bhwa 65 tentara aktif sedang diselidiki atas tuduhan mendukung paham “jihadis”.
Laporan MDA dirilis kantor berita DPA, kemarin. Anggota Parlemen dari Partai Sosial Demokrat (SPD), Hans-Peter Bartels, yang bertanggung jawab untuk pengawasan tentara, mengatakan pemerinth harus bertindak serius atas masalah ini.
Khawatir dengan bocoran data itu, Kementerian Pertahanan Jerman menegaskan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah yang lebih besar untuk memastikan bahwa para “jihadis” tidak menyusup ke Angkatan Darat Jerman.
Saat ini, hanya calon tentara dari daerah-daerah sensitif yang harus menjalani pemeriksaan latar belakang.
”Sama seperti kekuatan tempur lainnya, Bundeswehr bisa menarik bagi 'kelompok Islamis’ yang ingin mendapatkan pelatihan senjata,” kata Bartels. "Tapi, setahu saya sejauh ini tidak ada dorongan yang sistematis dari kelompok seperti itu untuk menyusup ke tentara,” lanjut dia.
(mas)