Hendak Dimakzulkan Parlemen, Nasib Presiden Brasil di Ujung Tanduk
A
A
A
BRASILIA - Nasib Presiden Brasil, Dilma Rousseff, di ujung tanduk setelah Komite Khusus Parlemen merekomendasikan agar Rousseff dimakzulkan atau digulingkan.
Massa pro-Rousseff berdemo di jalan-jalan dan menyebut parlemen telah menempuh langkah kudeta.
Komite Khusus Parlemen Brasil beranggota 65 orang. Sebanyak 38 berbanding 27 telah merekomendasikan impeachment terhadap Rousseff. Rekomendasi itu membuka jalan bagi pemberhentian Rousseff sebagai presiden dan Brasil akan menggelar pemilihan presiden lagi.
Keputusan nasib Presiden Rousseff akan ditentukan oleh Majelis Rendah Kongres Brasil pada 17 April mendatang. Jika keputusan pemakzulan yang diambil maka sedikitnya 342 dari 513 anggota Kongres harus memilih opsi impeachment yang kemudian disampaikan ke Senat.
Jika separuh anggota Senat juga setuju untuk impeachment, maka Rousseff akan diberhentikan sementara dari kantor presiden sambil menunggu sidang Senat.
Apabila impeachment benar-benar terjadi, akan Rousseff akan menjadi Presiden Brasil pertama yang digulingkan sejak 1992. Sebelumnya, lebih dari dua dekade lalu Fernando Collor de Mello mengundurkan diri tepat sebelum Senat mengambil keputusan pemakzulan karena Mello dituduh korupsi.
Kepala Staf Kepresidenan Brasil, Jaques Wagner, seperti dikutip Russia Today, Selasa (12/4/2016), mengatakan, setelah menerima berita dari suara Komisi Khusus Parlemen, Rousseff mengaku ”bingung dan sedih”.
Rousseff diduga telah melanggar hukum fiskal dengan menggeser dana pemerintah menjelang kampanye pemilihan kembali dirinya sebagai Presiden Brasil pada tahun 2014.
Rousseff menyangkal tuduhan itu dan mengklaim bahwa dia tidak melakukan apa pun di semua adiministrasi pemerintahan.
Para pendukung dan penentang Rousseff telah berhadap-hadapan ketika Komite Khusus Parlemen melakukan pemungutan suara. Para pendukung Rousseff beteriak “fasis” dan mencegah anggota parlemen meninggalkan gedung.
Pasukan keamanan bahkan membangun sebuah barikade logam sepanjang 80 meter di depan gedung Kongres untuk memisahkan pendukung dan penentang Rousseff, Pasukan keamanan Brasil juga mengerahkan ribuan tentara di Ibu Kota Brasilia.
Massa pro-Rousseff berdemo di jalan-jalan dan menyebut parlemen telah menempuh langkah kudeta.
Komite Khusus Parlemen Brasil beranggota 65 orang. Sebanyak 38 berbanding 27 telah merekomendasikan impeachment terhadap Rousseff. Rekomendasi itu membuka jalan bagi pemberhentian Rousseff sebagai presiden dan Brasil akan menggelar pemilihan presiden lagi.
Keputusan nasib Presiden Rousseff akan ditentukan oleh Majelis Rendah Kongres Brasil pada 17 April mendatang. Jika keputusan pemakzulan yang diambil maka sedikitnya 342 dari 513 anggota Kongres harus memilih opsi impeachment yang kemudian disampaikan ke Senat.
Jika separuh anggota Senat juga setuju untuk impeachment, maka Rousseff akan diberhentikan sementara dari kantor presiden sambil menunggu sidang Senat.
Apabila impeachment benar-benar terjadi, akan Rousseff akan menjadi Presiden Brasil pertama yang digulingkan sejak 1992. Sebelumnya, lebih dari dua dekade lalu Fernando Collor de Mello mengundurkan diri tepat sebelum Senat mengambil keputusan pemakzulan karena Mello dituduh korupsi.
Kepala Staf Kepresidenan Brasil, Jaques Wagner, seperti dikutip Russia Today, Selasa (12/4/2016), mengatakan, setelah menerima berita dari suara Komisi Khusus Parlemen, Rousseff mengaku ”bingung dan sedih”.
Rousseff diduga telah melanggar hukum fiskal dengan menggeser dana pemerintah menjelang kampanye pemilihan kembali dirinya sebagai Presiden Brasil pada tahun 2014.
Rousseff menyangkal tuduhan itu dan mengklaim bahwa dia tidak melakukan apa pun di semua adiministrasi pemerintahan.
Para pendukung dan penentang Rousseff telah berhadap-hadapan ketika Komite Khusus Parlemen melakukan pemungutan suara. Para pendukung Rousseff beteriak “fasis” dan mencegah anggota parlemen meninggalkan gedung.
Pasukan keamanan bahkan membangun sebuah barikade logam sepanjang 80 meter di depan gedung Kongres untuk memisahkan pendukung dan penentang Rousseff, Pasukan keamanan Brasil juga mengerahkan ribuan tentara di Ibu Kota Brasilia.
(mas)