Krisis Listrik Parah, Wanita Venezuela Didesak Tak Pakai Hairdryer

Selasa, 12 April 2016 - 12:07 WIB
Krisis Listrik Parah,...
Krisis Listrik Parah, Wanita Venezuela Didesak Tak Pakai Hairdryer
A A A
CARACAS - Gara-gara krisis listrik parah di Venezuela, Presiden Nicolas Maduro, mendesak kaum wanita untuk tidak menggunakan hairdryer atau pengering rambut.

Namun, desakan Presiden Maduro itu menuai cibiran, karena bukan solusi untuk mengatasi krisis listrik.

Saya selalu berpikir seorang wanita terlihat lebih baik ketika dia hanya menggerakkan jari-jarinya melalui rambutnya dan memungkinkan itu kering secara alami. Ini hanya sebuah ide yang saya miliki,” kata Presiden Nicolas Maduro, pekan ini yang menyerukan rakyatnya menghemat listrik, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (12/4/2016).

Sebelumnya, presiden penerus Hugo Chavez itu mengumumkan hari Jumat menjadi hari libur hingga dua bulan ke depan. Alasannya untuk penghematan listrik. Dengan demikian, hari kerja di Venezuela praktis hanya empat hari, karena hari Jumat, Sabtu dan Minggu menjadi hari libur.
Selain mesin pengering rambut, Presiden Maduro juga mendesak rakyatnya mengurangi penggunaan peralatan listrik lainnya.

Krisis listrik di negara itu semakin parah setelah 18 bendungan mengalami kekeriangan. Padahal belasan bendungan itu menjadi faktor utama dari pembangkit listrik tenaga air di Venezuela.

Seorang wanita Caracas kepada Al Jazeera, mencibir desakan Presiden Maduro soal penggunaan hairdryer. “Jika Presiden berpikir bahwa tidak melakukan blowdrying pada rambut kita akan membantu, maka masalahnya adalah jauh lebih buruk dari yang kita duga,” ujarnya yang minta tak disebut identitasnya.

Venezuela sejatinya memiliki salah satu cadangan minyak terbesar di dunia. Namun, ekonomi di negara itu sedang “sakit”, di mana inflasi merajalela dan diperparah dengan krisis bahan-bahan pokok seperti sabun dan kertas toilet. Krisis listrik juga telah membuat Venezuela melakukan pemadaman secara konstan.


Dalamm pidato di stasiun televisi negara, Presiden Nicolas Maduro menyalahkan cuaca sebagai penyebab krisis energi, bukan menyalahkan administrasi pemerintah sosialis di negara itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1235 seconds (0.1#10.140)