Perwira Intelijen Militer Korut Membelot ke Korea Selatan
A
A
A
SEOUL - Seorang perwira intelijen militer Korea Utara (Korut) yang bertugas melakukan operasi mata-mata di luar negeri telah membelot ke Korea Selatan (Korsel) sejak tahun lalu. Pihak Seoul telah mengkonfirmasi hal itu, pada Senin (11/4/2016).
Perwira intelijen yang namanya dirahasiakan itu merupakan seorang kolonel senior di Biro Umum Penyelidikan yang bertugas mengarahkan misi intelijen terhadap Seoul.
”Dia diyakini memiliki rincian yang berkaitan tentang operasi biro melawan Korsel, yang diserahkan ke pihak berwenang di sini,” kata tulis kantor berita Yonhap, mengutip sumber yang akrab dengan urusan Korut.
Pembelotan seorang pejabat militer tingkat tinggi dari Korut ini terjadi ketika ketegangan militer di Semenanjung Korea sedang memanas.
Pyongyang telah menembakkan sedikitnya dua rudal balistik jarak menengah pada tanggal 18 Maret 2016, yang salah satunya terbang sekitar 500 mil (800 km) sebelum mendarat di laut. Militer rezim Kim Jong-un itu juga meluncurkan dua rudal jarak pendek ke lepas pantai Laut Timur pada 10 Maret 2016.
Pada bulan Februari, Korut telah meluncurkan satelit ke orbit, yang oleh para pejabat AS dan Korsel merupakan kedok dari Pyongyang untuk ujicoba rudal balistik jarak jauh.
Peluncuran satelit itu tidak berselang lama setelah Korut mengklaim telah berhasil menguji coba bom hidrogen yang memicu sanksi keras dari Dewan Keamanan PBB.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Moon Sang-gyun, membenarkan pembelotan pejabat militer Korut. ”(Pembelotan pejabat militer Korea Utara) adalah sebuah fakta, tapi kita tidak dapat membuat informasi rinci ke publik (tentang dia),” katanya.
Perwira intelijen yang namanya dirahasiakan itu merupakan seorang kolonel senior di Biro Umum Penyelidikan yang bertugas mengarahkan misi intelijen terhadap Seoul.
”Dia diyakini memiliki rincian yang berkaitan tentang operasi biro melawan Korsel, yang diserahkan ke pihak berwenang di sini,” kata tulis kantor berita Yonhap, mengutip sumber yang akrab dengan urusan Korut.
Pembelotan seorang pejabat militer tingkat tinggi dari Korut ini terjadi ketika ketegangan militer di Semenanjung Korea sedang memanas.
Pyongyang telah menembakkan sedikitnya dua rudal balistik jarak menengah pada tanggal 18 Maret 2016, yang salah satunya terbang sekitar 500 mil (800 km) sebelum mendarat di laut. Militer rezim Kim Jong-un itu juga meluncurkan dua rudal jarak pendek ke lepas pantai Laut Timur pada 10 Maret 2016.
Pada bulan Februari, Korut telah meluncurkan satelit ke orbit, yang oleh para pejabat AS dan Korsel merupakan kedok dari Pyongyang untuk ujicoba rudal balistik jarak jauh.
Peluncuran satelit itu tidak berselang lama setelah Korut mengklaim telah berhasil menguji coba bom hidrogen yang memicu sanksi keras dari Dewan Keamanan PBB.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Moon Sang-gyun, membenarkan pembelotan pejabat militer Korut. ”(Pembelotan pejabat militer Korea Utara) adalah sebuah fakta, tapi kita tidak dapat membuat informasi rinci ke publik (tentang dia),” katanya.
(mas)