Gara-gara Panama Papers, Kantor Mossack Fonseca Digeledah
A
A
A
SAN SALVADOR - Pihak berwenang di El Salvador menggeledah kantor lokal firma hukum Panama Mossack Fonseca. Pihak kejaksaan El Salvador mengaku menyita sejumlah dokumen dan peralatan.
Pemerintah El Salvador menyita sekitar 20 komputer, beberapa dokumen dan mewawancarai tujuh karyawan, namun tidak menahan siapapun. Penggeledahan ini dilakukan setelah melihat tanda kantor Mossack Fonseca telah dihapus. Seorang karyawannya mengaku bahwa kantor tersebut akan pindah.
"Pada saat ini kami tidak dapat berbicara tentang (ada) kejahatan, semua bisa kita lakukan saat ini adalah tugas kita," kata Jaksa Agung Douglas Melendez, yang secara langsung mengawasi penggeledahan itu dikutip dari Reuters, Sabtu (9/4/2016).
Melendez mengatakan, pemerintah akan menganalisis semua informasi yang disita dan memeriksa keuangan, akuntansi dan aspek hukum. Hal ini dilakukan setelah muncul informasi firma hukum itu membantu proses afiliasi untuk klien di seluruh negara.
Firma hukum yang berbasis di Panama ini adalah pusat skandal kebocoran data internasional yang telah mempermalukan beberapa pemimpin dunia terkait keberadaan bisnis mereka di luar negeri. Sebanyak 11,5 juta dokumen keuangan bocor ke publik yang belakangan disebut sebagai skandal Panama Papers.
Pemerintah El Salvador menyita sekitar 20 komputer, beberapa dokumen dan mewawancarai tujuh karyawan, namun tidak menahan siapapun. Penggeledahan ini dilakukan setelah melihat tanda kantor Mossack Fonseca telah dihapus. Seorang karyawannya mengaku bahwa kantor tersebut akan pindah.
"Pada saat ini kami tidak dapat berbicara tentang (ada) kejahatan, semua bisa kita lakukan saat ini adalah tugas kita," kata Jaksa Agung Douglas Melendez, yang secara langsung mengawasi penggeledahan itu dikutip dari Reuters, Sabtu (9/4/2016).
Melendez mengatakan, pemerintah akan menganalisis semua informasi yang disita dan memeriksa keuangan, akuntansi dan aspek hukum. Hal ini dilakukan setelah muncul informasi firma hukum itu membantu proses afiliasi untuk klien di seluruh negara.
Firma hukum yang berbasis di Panama ini adalah pusat skandal kebocoran data internasional yang telah mempermalukan beberapa pemimpin dunia terkait keberadaan bisnis mereka di luar negeri. Sebanyak 11,5 juta dokumen keuangan bocor ke publik yang belakangan disebut sebagai skandal Panama Papers.
(ian)