Davotoglu: Kami Tetap Berada di Sisi Azerbaijan
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu kembali menegaskan, bahwa pihaknya akan selalu berada di sisi Azerbaijan, dan Turki sangat mengecam keras tindakan yang dilakukan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh.
"Kami mengutuk serangan yang dilakukan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh, dan Turki akan terus berdiri dengan Azerbaijan di dalam konflik ini," kata Davutoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (5/4).
Ini adalah kali kedua Turki melemparkan kecaman keras kepada pihak Armenia. Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan pihaknya sangat mengecam keras aksi penembakan yang dilakukan oleh pihak Armenia terhadap Azerbaijan, yang menurut mereka hampir mengenai wilayah sipil.
Armenia sendiri mengatakan sikap keberpihakan Turki dalam konflik tersebut, hanya memberpburuk situasi. Mereka menilai Turki sepertinya sengaja memanasi-manasi konflik yang sudah berlangsung sejak akhir 1980-an tersebut.
"Ini benar-benar buruk, bahwa untuk Turki kehidupan manusia ditentukan oleh identitas etnis mereka. Tindakan rasis Turki ini mendorong kelanjutan dari tindakan agresif terhadap Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri," kata Wakil Menteri Luar Negeri Armenia, Shavarsh Kocharyan.
"Kami mengutuk serangan yang dilakukan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh, dan Turki akan terus berdiri dengan Azerbaijan di dalam konflik ini," kata Davutoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (5/4).
Ini adalah kali kedua Turki melemparkan kecaman keras kepada pihak Armenia. Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan pihaknya sangat mengecam keras aksi penembakan yang dilakukan oleh pihak Armenia terhadap Azerbaijan, yang menurut mereka hampir mengenai wilayah sipil.
Armenia sendiri mengatakan sikap keberpihakan Turki dalam konflik tersebut, hanya memberpburuk situasi. Mereka menilai Turki sepertinya sengaja memanasi-manasi konflik yang sudah berlangsung sejak akhir 1980-an tersebut.
"Ini benar-benar buruk, bahwa untuk Turki kehidupan manusia ditentukan oleh identitas etnis mereka. Tindakan rasis Turki ini mendorong kelanjutan dari tindakan agresif terhadap Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri," kata Wakil Menteri Luar Negeri Armenia, Shavarsh Kocharyan.
(esn)