Armenia Ragu dengan Deklarasi Penghentian Perang Azerbaijan
A
A
A
YEREVAN - Kementerian Pertahanan Armenia mengaku ragu dengan deklarasi penghentian perang yang baru saja diutarakan oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan. Keraguan ini muncul, karena di lapangan sampai saat ini pertempuran masih terjadi.
"Pernyataan Azerbaijan mengenai gencatan senjata sepihak di wilayah Nagorno-Karabakh tidak konsisten dengan kenyataan dilapangan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan.
"Apa yang disampaikan oleh Azerbaijan adalah perangkap informasi yang tidak berarti sudah adanya gencatan senjata sepihak," sambungnya, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (3/4).
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuturkan, setelah melakukan pembicaraan dengan sejumlah negara dan organisasi internasional, pihaknya mengambil keputusan untuk menghentikan pertempuran di dengan separatis pro-Armenia.
"Setelah memperhitungkan pendekatan dari organisasi internasional, Azerbaijan telah memutuskan untuk secara sepihak menghentikan aksi militer dan akan mengkonsolidasikan peningkatan situasi di wilayah (Nagorno-Karabakh)," kata kementerian itu.
"Pernyataan Azerbaijan mengenai gencatan senjata sepihak di wilayah Nagorno-Karabakh tidak konsisten dengan kenyataan dilapangan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan.
"Apa yang disampaikan oleh Azerbaijan adalah perangkap informasi yang tidak berarti sudah adanya gencatan senjata sepihak," sambungnya, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (3/4).
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuturkan, setelah melakukan pembicaraan dengan sejumlah negara dan organisasi internasional, pihaknya mengambil keputusan untuk menghentikan pertempuran di dengan separatis pro-Armenia.
"Setelah memperhitungkan pendekatan dari organisasi internasional, Azerbaijan telah memutuskan untuk secara sepihak menghentikan aksi militer dan akan mengkonsolidasikan peningkatan situasi di wilayah (Nagorno-Karabakh)," kata kementerian itu.
(esn)