Bom Ankara Renggut 32 Orang setelah Ada Peringatan dari AS
A
A
A
ANKARA - Bom mobil mengguncang Ibu Kota Turki, Ankara, pada hari Minggu menewaskan 32 orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya. Serangan bom terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memperingatkann warganya di Turki bahwa mereka berpotensi jadi target teroris.
Ledakan bom mobil di Ankara turut menghancurkan sejumlah kendaraan di dekat halte bus.
”Ledakan itu disebabkan oleh kendaraan yang membawa bahan peledak di dekat Kizilay square,” bunyi pernyataan Pemerintah Turki, Senin (14/3/2016). Lokasi pengeboman itu terdapat banyak kantor keduataan asing.
Sesaat setelah serangan bom, pengadilan di Turki memerintahkan untuk men-shutdown (mematikan) situs media sosial Facebook dan Twitter. Perintah muncul setelah banyak gambar soal insiden bom bermunculan di media sosial.
Peringatan AS muncul dua hari sebelum serangan bom terjadi. ”Kedubes AS menginformasikan (pada) warga AS bahwa ada informasi mengenai rencana teroris untuk menyerang gedung-gedung pemerintah Turki dan perumahan yang terletak di daerah Bahcelievler dari Ankara (sekitar 10 menit dengan mobil dari Kizilay square). Warga AS harus menghindari daerah ini,” bunyi peringatan itu.
”Kami menyarankan warga AS untuk meninjau rencana pribadi mereka, tetap waspada pada lingkungan Anda dan acara-acara lokal, memantau stasiun berita lokal untuk update, dan ikuti petunjuk otoritas lokal,” lanjut peringatan AS, seperti dikutip IB Times.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu. Sejumlah ambulans telah berada di tempat kejadian di Ibu Kota Turki.
Saksi mata, Dogan Asik, 28, berada di bus ketika bom meledak. Dia terluka di bagian wajah dan lengan.”Kami dimentalkan jauh oleh kekuatan ledakan,” katanya kepada Associated Press. Sejumlah jendela toko juga hancur oleh ledakan.
Ledakan bom mobil di Ankara turut menghancurkan sejumlah kendaraan di dekat halte bus.
”Ledakan itu disebabkan oleh kendaraan yang membawa bahan peledak di dekat Kizilay square,” bunyi pernyataan Pemerintah Turki, Senin (14/3/2016). Lokasi pengeboman itu terdapat banyak kantor keduataan asing.
Sesaat setelah serangan bom, pengadilan di Turki memerintahkan untuk men-shutdown (mematikan) situs media sosial Facebook dan Twitter. Perintah muncul setelah banyak gambar soal insiden bom bermunculan di media sosial.
Peringatan AS muncul dua hari sebelum serangan bom terjadi. ”Kedubes AS menginformasikan (pada) warga AS bahwa ada informasi mengenai rencana teroris untuk menyerang gedung-gedung pemerintah Turki dan perumahan yang terletak di daerah Bahcelievler dari Ankara (sekitar 10 menit dengan mobil dari Kizilay square). Warga AS harus menghindari daerah ini,” bunyi peringatan itu.
”Kami menyarankan warga AS untuk meninjau rencana pribadi mereka, tetap waspada pada lingkungan Anda dan acara-acara lokal, memantau stasiun berita lokal untuk update, dan ikuti petunjuk otoritas lokal,” lanjut peringatan AS, seperti dikutip IB Times.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu. Sejumlah ambulans telah berada di tempat kejadian di Ibu Kota Turki.
Saksi mata, Dogan Asik, 28, berada di bus ketika bom meledak. Dia terluka di bagian wajah dan lengan.”Kami dimentalkan jauh oleh kekuatan ledakan,” katanya kepada Associated Press. Sejumlah jendela toko juga hancur oleh ledakan.
(mas)