Ditangkap AS, Bos Senjata Kimia ISIS Ternyata Eks Anak Buah Saddam
A
A
A
WASHINGTON - Pasukan khusus Amerika Serikat (AS) menangkap kepala unit senjata kimia ISIS di Irak. “Bos” senjata kimia ISIS bernama Sleiman Daoud Al-Afari itu ternyata mantan anak buah diktator Irak, Saddam Hussein.
Al-Afari ditangkap pasukan khusus AS dalam sebuah serangan bulan Februari 2016 lalu di Tal Afar, Irak utara. Pengangkapan itu diungkap seorang pejabat pertahanan AS kepada Fox News.
”Kami menggunakan informasi yang telah kami pelajari untuk operasi,” kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu, Kamis (10/3/2016). Dia menegaskan, pemimpin unit senjata kimia kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS) yang ditangkap bernama Sleiman Daoud al-Afari.
The New York Times, menulis, kepada interogator AS, Al-Afari mengatakan bahwa ISIS memiliki gas mustard yang dikonversi dalam bentuk bubuk untuk senjata artleri. Pengakuan Al-Afari ini sinkron dengan kondisi warga Irak yang mengalami masalah pernapasan akibat serangan senjata kimia.
Pentagon tidak mengkonfirmasi pasukan khusus apa yang menangkap Al-Afari. Namun, para pejabat AS pada pekan lalu mengatakan, bahwa tim Delta Force telah menangkap salah satu pemimpin ISIS. Hanya saja, mereka menolak mengungkap identitasnya.
”Kami tahu mereka telah menggunakan senjata kimia di Irak dan Suriah,” kata juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis kepada Times, mengacu pada kelompok ISIS. ”Ini merupakan grup yang tidak mengamati norma-norma internasional,” ujarnya yang enggan membahas penangapan Al-Afari.
Sementara itu, otoritas Irak mengatakan, Al-Afari dulu bekerja pada Saddam Hussein untuk Otoritas Industrialisasi Militer dengan spesialisasi senjata kimia dan biologi. Al-Afari, diketahui berusia sekitar 50 tahun dan bergabung dengan ISIS untuk pengembangan senjata kimia setelah rezim Saddam Hussein tumbang.
Al-Afari ditangkap pasukan khusus AS dalam sebuah serangan bulan Februari 2016 lalu di Tal Afar, Irak utara. Pengangkapan itu diungkap seorang pejabat pertahanan AS kepada Fox News.
”Kami menggunakan informasi yang telah kami pelajari untuk operasi,” kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu, Kamis (10/3/2016). Dia menegaskan, pemimpin unit senjata kimia kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS) yang ditangkap bernama Sleiman Daoud al-Afari.
The New York Times, menulis, kepada interogator AS, Al-Afari mengatakan bahwa ISIS memiliki gas mustard yang dikonversi dalam bentuk bubuk untuk senjata artleri. Pengakuan Al-Afari ini sinkron dengan kondisi warga Irak yang mengalami masalah pernapasan akibat serangan senjata kimia.
Pentagon tidak mengkonfirmasi pasukan khusus apa yang menangkap Al-Afari. Namun, para pejabat AS pada pekan lalu mengatakan, bahwa tim Delta Force telah menangkap salah satu pemimpin ISIS. Hanya saja, mereka menolak mengungkap identitasnya.
”Kami tahu mereka telah menggunakan senjata kimia di Irak dan Suriah,” kata juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis kepada Times, mengacu pada kelompok ISIS. ”Ini merupakan grup yang tidak mengamati norma-norma internasional,” ujarnya yang enggan membahas penangapan Al-Afari.
Sementara itu, otoritas Irak mengatakan, Al-Afari dulu bekerja pada Saddam Hussein untuk Otoritas Industrialisasi Militer dengan spesialisasi senjata kimia dan biologi. Al-Afari, diketahui berusia sekitar 50 tahun dan bergabung dengan ISIS untuk pengembangan senjata kimia setelah rezim Saddam Hussein tumbang.
(mas)