Nama Mirip Teroris, Bocah Muslim Masuk Larangan Terbang
A
A
A
OTTAWA - Seorang anak berusia 6 tahun dari keluarga Muslim masuk dalam daftar anti terorisme. Akibatnya, ia masuk dalam daftar larangan terbang. Kejadian ini telah berlangsung sebulan lamanya, meski pemerintah Kanada berjanji akan memperbaikinya.
Syed Adam Ahmed menjadi berita utama setelah ayahnya, Sulemaan Ahmed, mentweet gambar layar komputer yang menunjukkan Syed masuk dalam DHP atau orang yang dianggap berbahaya. Pihak keluarga percaya, nama anak mereka memiliki kesamaan dengan tersangka teroris yang masuk dalam daftar pengawasan keamanan seperti dikutip dari Independet, Sabtu (5/3/2016).
Setelah menimbulkan kehebohan di media, Menteri Keamanan Publik Kanada Ralph Goodale menulis kepada Ahmed dan keluarganya akan menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun, kejadian itu kembali terulang saat keluarga Ahmed akan terbang untuk menghadiri pernikahan keluarga di Edmonton.
"Anak kami yang berusia 6 tahun masih dalam #NoFlyListKids," cuit ibu Ahmed, Khadija, di twitter. "Masih ditandai dalam online checkin. Kapam itu akan berakhir?" Ujarnya.
Menanggapi hal ini, Goodale menyatakan, pemerintah masih mencari cara untuk membedakan penumpang biasa dengan mereka yang masuk dalam daftar larangan terbang yang mempunyai kemiripan atau identik. Langkah-langkah ini termasuk menambahkan nomor jaminan sosial, tanggal lahir, dan data tambahan lain untuk informasi yang telah tersimpan dalam daftar.
Namun, ia juga memperingatkan bahwa beberapa anak mungkin ditandai pada daftar menonton perusahaan air swasta atau pemerintah negara lain.
Syed Adam Ahmed menjadi berita utama setelah ayahnya, Sulemaan Ahmed, mentweet gambar layar komputer yang menunjukkan Syed masuk dalam DHP atau orang yang dianggap berbahaya. Pihak keluarga percaya, nama anak mereka memiliki kesamaan dengan tersangka teroris yang masuk dalam daftar pengawasan keamanan seperti dikutip dari Independet, Sabtu (5/3/2016).
Setelah menimbulkan kehebohan di media, Menteri Keamanan Publik Kanada Ralph Goodale menulis kepada Ahmed dan keluarganya akan menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun, kejadian itu kembali terulang saat keluarga Ahmed akan terbang untuk menghadiri pernikahan keluarga di Edmonton.
"Anak kami yang berusia 6 tahun masih dalam #NoFlyListKids," cuit ibu Ahmed, Khadija, di twitter. "Masih ditandai dalam online checkin. Kapam itu akan berakhir?" Ujarnya.
Menanggapi hal ini, Goodale menyatakan, pemerintah masih mencari cara untuk membedakan penumpang biasa dengan mereka yang masuk dalam daftar larangan terbang yang mempunyai kemiripan atau identik. Langkah-langkah ini termasuk menambahkan nomor jaminan sosial, tanggal lahir, dan data tambahan lain untuk informasi yang telah tersimpan dalam daftar.
Namun, ia juga memperingatkan bahwa beberapa anak mungkin ditandai pada daftar menonton perusahaan air swasta atau pemerintah negara lain.
(ian)