Ketika Rumah Bordil di Selandia Baru Galang Dana untuk Amal
A
A
A
HAWERA - Sebuah rumah bordil di Selandia Baru memicu kontroversi, karena ingin menggalang dana amal untuk anak-anak yang kekurangan pangan. Dana amal, rencananya digalang dari pengunjung rumah prostitusi itu.
Rumah bordil bernama” The Shh…Adult Fun Spot” di Kota Hawera itu akan menjadi tuan rumah acara bertajuk “Open Day”. Kritik keras pun bermunculan dengan gagasan nyeleneh itu.
Dana amal yang digalang nantinya akan dikirim ke “Kai Kitchen” lembaga yang membantu 40 anak sekolah yang mengalami kekurangan pangan di Distrik Taranaki selatan, di pantai barat Selandia Baru.
Selama acara yang akan digelar sepanjang hari pada tanggal 12 Maret 2016, pengunjung rumah bordil akan diberikan pemandu yang juga akan menjawab jika pengunjung mengajukan pertanyaan tentang pekerjaan sang pemandu.
Namun, “Open Day” itu hanya berlaku bagi orang-orang dewasa.
Pemilik rumah bordil, Nicky Hughes, mengatakan dalam acara amal itu, para pengunjung akan diberi layanan “minuman ringan”. Imbalannya, pengunjung menyumbangkan koin emas untuk amal.
”(Ini) mengagumkan, memberi anak-anak kita, tidak ada diskriminasi, tidak ada penghakiman dan anak-anak dapat makan siang dari industri ini. Kami ingin membuka kepada publik untuk menunjukkan apa yang benar-benar dilakukan kami,” ujar Hughes yang juga anggota komite Kai Kitchen.
Hughes tidak tahu berapa banyak orang yang akan tertarik datang ke acara amal itu. Pihak Kai Kitchen mengatakan, anak-anak yang menerima sumbangan amal tidak akan mempertanyakan dari mana uang itu berasal.
“Ini adalah bagaimana saya melihat itu. Saya benar-benar berpikiran terbuka dan dengan pekerjaan yang kita lakukan, kita tidak menghakimi orang. Jika seseorang membutuhkan bantuan, kita hanya membantu mereka, dan sebagai imbalannya saya harapkan orang untuk melakukan hal yang sama untuk kita,” kata Rochelle Steer, pendiri Kai Kitchen, seperti dikutip Taranaki Daily News, Kamis (18/2/2016).
Tapi tidak semua menyambut inisiatif itu. Family First New Zealand, sebuah kelompok Kristen konservatif dan pengawas keluarga, mengatakan acara galang dana amal itu adalah taktik promosi murah yang diadopsi oleh rumah bordil.
“Ini hanyalah upaya sinis oleh industri seks untuk mencoba dan menormalkan bisnis dengan menggelar ‘Open Day’,” kata Direktur Nasional kelompok itu, Bob McCroskie.
Rumah bordil bernama” The Shh…Adult Fun Spot” di Kota Hawera itu akan menjadi tuan rumah acara bertajuk “Open Day”. Kritik keras pun bermunculan dengan gagasan nyeleneh itu.
Dana amal yang digalang nantinya akan dikirim ke “Kai Kitchen” lembaga yang membantu 40 anak sekolah yang mengalami kekurangan pangan di Distrik Taranaki selatan, di pantai barat Selandia Baru.
Selama acara yang akan digelar sepanjang hari pada tanggal 12 Maret 2016, pengunjung rumah bordil akan diberikan pemandu yang juga akan menjawab jika pengunjung mengajukan pertanyaan tentang pekerjaan sang pemandu.
Namun, “Open Day” itu hanya berlaku bagi orang-orang dewasa.
Pemilik rumah bordil, Nicky Hughes, mengatakan dalam acara amal itu, para pengunjung akan diberi layanan “minuman ringan”. Imbalannya, pengunjung menyumbangkan koin emas untuk amal.
”(Ini) mengagumkan, memberi anak-anak kita, tidak ada diskriminasi, tidak ada penghakiman dan anak-anak dapat makan siang dari industri ini. Kami ingin membuka kepada publik untuk menunjukkan apa yang benar-benar dilakukan kami,” ujar Hughes yang juga anggota komite Kai Kitchen.
Hughes tidak tahu berapa banyak orang yang akan tertarik datang ke acara amal itu. Pihak Kai Kitchen mengatakan, anak-anak yang menerima sumbangan amal tidak akan mempertanyakan dari mana uang itu berasal.
“Ini adalah bagaimana saya melihat itu. Saya benar-benar berpikiran terbuka dan dengan pekerjaan yang kita lakukan, kita tidak menghakimi orang. Jika seseorang membutuhkan bantuan, kita hanya membantu mereka, dan sebagai imbalannya saya harapkan orang untuk melakukan hal yang sama untuk kita,” kata Rochelle Steer, pendiri Kai Kitchen, seperti dikutip Taranaki Daily News, Kamis (18/2/2016).
Tapi tidak semua menyambut inisiatif itu. Family First New Zealand, sebuah kelompok Kristen konservatif dan pengawas keluarga, mengatakan acara galang dana amal itu adalah taktik promosi murah yang diadopsi oleh rumah bordil.
“Ini hanyalah upaya sinis oleh industri seks untuk mencoba dan menormalkan bisnis dengan menggelar ‘Open Day’,” kata Direktur Nasional kelompok itu, Bob McCroskie.
(mas)