AS Sebut Assad Bermimpi Dapat Menangkan Perang Suriah
Sabtu, 13 Februari 2016 - 22:11 WIB
AS Sebut Assad Bermimpi Dapat Menangkan Perang Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menyebut Presiden Suriah, Bashar al-Assad, bermimpi jika ia berpikir ada solusi militer untuk perang di Suriah. Perang di Suriah telah berjalan selama lima tahun dan menjadi konflik brutal yang menewaskan lebih dari 260 ribu orang.
Pernyataan ini muncul setelah Assad bersumpah untuk merebut kembali Suriah dan tetap memerangi terorisme dalam wawancara eksklusif dengan media AFP. Komentar Assad muncul setelah kekuatan dunia menyepakati penghentian permusuhan dalam upaya untuk menghentikan perang di Suriah.
"Dia bermimpi jika berpikir ada solusi militer untuk konflik di Suriah. Kita semua melihat, jika rezim Suriah terus bertempur, akan lebih banyak pertumpahan darah, lebih banyak kesulitan, dan terus terang, memicu kekerasan lebih banyak dari kedua sisi," tutur juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner, dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (13/2/2016).
Konflik di Suriah semakin menjadi-jadi setelah ISIS berhasil menguasai sebagian besar wilayah di negara itu. Pasukan pemberontak juga memegang sejumlah wilayah secara signifikan.
"Kita perlu melihat aksi yang terjadi di lapangan dari masing-masing sisi, termasuk dari rezim Suriah. Termasuk kelompok oposisi. Mereka harus berhenti berperang, baru kemudian kita bisa menentukan siapa yang menjadi bagian dari proses perdamaian dan siapa yang tidak," tukas Toner.
Pernyataan ini muncul setelah Assad bersumpah untuk merebut kembali Suriah dan tetap memerangi terorisme dalam wawancara eksklusif dengan media AFP. Komentar Assad muncul setelah kekuatan dunia menyepakati penghentian permusuhan dalam upaya untuk menghentikan perang di Suriah.
"Dia bermimpi jika berpikir ada solusi militer untuk konflik di Suriah. Kita semua melihat, jika rezim Suriah terus bertempur, akan lebih banyak pertumpahan darah, lebih banyak kesulitan, dan terus terang, memicu kekerasan lebih banyak dari kedua sisi," tutur juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner, dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (13/2/2016).
Konflik di Suriah semakin menjadi-jadi setelah ISIS berhasil menguasai sebagian besar wilayah di negara itu. Pasukan pemberontak juga memegang sejumlah wilayah secara signifikan.
"Kita perlu melihat aksi yang terjadi di lapangan dari masing-masing sisi, termasuk dari rezim Suriah. Termasuk kelompok oposisi. Mereka harus berhenti berperang, baru kemudian kita bisa menentukan siapa yang menjadi bagian dari proses perdamaian dan siapa yang tidak," tukas Toner.
(ian)
