George Soros: Memecah Uni Eropa, Putin Lebih Bahaya dari ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Miliarder Yahudi Amerika Serikat (AS), George Soros, menanggap rezim Presiden Rusia, Vladimir Putin, lebih berbahaya dari ancaman ISIS. Sebab, tujuan Putin adalah melakukan disintegerasi atau memecah Uni Eropa.
Investor terkemuka itu berujar, pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa membuat "kesalahan pedih” dengan menjadikan Putin sebagai sekutu mereka dalam memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pendapat Soros itu muncul dalam tulisan opininya untuk Project-syndicate.org.”Cara terbaik untuk (menyebabkan disintegrasi blok Euro) adalah membanjiri Uni Eropa dengan pengungsi Suriah,” tulis Soros.
”Tidak ada alasan untuk percaya bahwa campur tangan (Putin) di Suriah untuk memperburuk krisis pengungsi di Eropa,” lanjut Soros. ”Tapi setelah Putin melihat kesempatan untuk mempercepat disintegrasi Uni Eropa, dia merebut itu. Dia telah mengaburkan tindakannya dengan berbicara; bekerja sama melawan musuh bersama, ISIS.”
Miliarder kelahiran Hungaria itu merasa sulit untuk untuk memahami, mengapa Eropa dan Washington mengambil Putin pada kata-katanya, bukan menilai dia dengan perilakunya.
”Perlombaan untuk bertahan pada lubang hidup Uni Eropa menghadapi Putin," kata Soros. ”ISIS menimbulkan ancaman bagi keduanya, tetapi tidak lebih dari perkiraan. Serangan dipasang oleh teroris jihadis menakutkan, namun jangan bandingkan dengan ancaman yang berasal dari Rusia,” sambung Soros.
“Putin-Rusia dan Uni Eropa terlibat dalam perlombaan melawan waktu; Pertanyaannya adalah mana yang akan runtuh pertama kali,” imbuh miliarder yang terkenal sebagai penyumbang dana untuk para capres AS yang dia dukung itu, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (12/2/2016).
”Rezim Putin menghadapi kebangkrutan pada tahun 2017, ketika sebagian besar utang luar negeri jatuh tempo, kekacauan politik mungkin meletus lebih cepat dari itu.”
Investor terkemuka itu berujar, pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa membuat "kesalahan pedih” dengan menjadikan Putin sebagai sekutu mereka dalam memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pendapat Soros itu muncul dalam tulisan opininya untuk Project-syndicate.org.”Cara terbaik untuk (menyebabkan disintegrasi blok Euro) adalah membanjiri Uni Eropa dengan pengungsi Suriah,” tulis Soros.
”Tidak ada alasan untuk percaya bahwa campur tangan (Putin) di Suriah untuk memperburuk krisis pengungsi di Eropa,” lanjut Soros. ”Tapi setelah Putin melihat kesempatan untuk mempercepat disintegrasi Uni Eropa, dia merebut itu. Dia telah mengaburkan tindakannya dengan berbicara; bekerja sama melawan musuh bersama, ISIS.”
Miliarder kelahiran Hungaria itu merasa sulit untuk untuk memahami, mengapa Eropa dan Washington mengambil Putin pada kata-katanya, bukan menilai dia dengan perilakunya.
”Perlombaan untuk bertahan pada lubang hidup Uni Eropa menghadapi Putin," kata Soros. ”ISIS menimbulkan ancaman bagi keduanya, tetapi tidak lebih dari perkiraan. Serangan dipasang oleh teroris jihadis menakutkan, namun jangan bandingkan dengan ancaman yang berasal dari Rusia,” sambung Soros.
“Putin-Rusia dan Uni Eropa terlibat dalam perlombaan melawan waktu; Pertanyaannya adalah mana yang akan runtuh pertama kali,” imbuh miliarder yang terkenal sebagai penyumbang dana untuk para capres AS yang dia dukung itu, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (12/2/2016).
”Rezim Putin menghadapi kebangkrutan pada tahun 2017, ketika sebagian besar utang luar negeri jatuh tempo, kekacauan politik mungkin meletus lebih cepat dari itu.”
(mas)