Serukan Perempuan Berjilbab, Profesor di AS Keluar dari Kampus
A
A
A
CHICAGO - Seorang profesor perempuan di Chicago, Amerika Serikat (AS) memilih meninggalkan kampusnya, Wheaton College, setelah dia menyerukan semua perempuan mengenakan jilbab seperti wanita Muslim.
Larycia Hawkins, profesor penganut Kristen itu juga mengampanyekan solidaritas terhadap Muslim dengan menegaskan bahwa pemeluk Islam dan Kristen ber-Tuhan sama. Lantaran kampanyenya itu, dia dikenai sanksi skors dari kampus.
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situs resmi Wheaton College,pihak kampus dan Larycia Hawkins telah mencapai kesepakatan rahasia, di mana kedua pihak memilih berpisah.
Hawkins merupakan profesor ilmu politik. Pada Desember tahun lalu, dia menulis di Facebook tentang pandangannya tentang solidaritas terhadap Muslim.
Sejak itu, Hawkins mengenakan jilbab dan menyerukan para perempuan juga mengenakan jilbab. Tujuannya, untuk melawan retorika anti-Muslim yang bermunculan di AS.
Tak lama setelah aksinya itu, pihak perguruan tinggi men-skors dirinya setelah ada suara keberatan dari beberapa fakultas.
”Saya menghargai dan menghormati seni liberal Kristen dan cara-cara Wheaton dalam misinya, program, dan karyawan dan mahasiswanya,” kata Hawkins dalam sebuah pernyataan yang di-posting hari Sabtu di situs resmi kampus itu.
Para pejabat kampus dan Hawkins, seperti dikutip AP, Senin (8/2/2016), sepakat tidak akan berbicara kepada publik terkait keputusan itu sebelum ada konferensi pers yang dijadwalkan digelar hari Rabu mendatang.
”Wheaton tulus menghargai kontribusi Dr Hawkins pada lembaga ini selama sembilan tahun terakhir,” kata Presiden Weaton College, Philip Graham Ryken dalam sebuah pernyataan.
Larycia Hawkins, profesor penganut Kristen itu juga mengampanyekan solidaritas terhadap Muslim dengan menegaskan bahwa pemeluk Islam dan Kristen ber-Tuhan sama. Lantaran kampanyenya itu, dia dikenai sanksi skors dari kampus.
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situs resmi Wheaton College,pihak kampus dan Larycia Hawkins telah mencapai kesepakatan rahasia, di mana kedua pihak memilih berpisah.
Hawkins merupakan profesor ilmu politik. Pada Desember tahun lalu, dia menulis di Facebook tentang pandangannya tentang solidaritas terhadap Muslim.
Sejak itu, Hawkins mengenakan jilbab dan menyerukan para perempuan juga mengenakan jilbab. Tujuannya, untuk melawan retorika anti-Muslim yang bermunculan di AS.
Tak lama setelah aksinya itu, pihak perguruan tinggi men-skors dirinya setelah ada suara keberatan dari beberapa fakultas.
”Saya menghargai dan menghormati seni liberal Kristen dan cara-cara Wheaton dalam misinya, program, dan karyawan dan mahasiswanya,” kata Hawkins dalam sebuah pernyataan yang di-posting hari Sabtu di situs resmi kampus itu.
Para pejabat kampus dan Hawkins, seperti dikutip AP, Senin (8/2/2016), sepakat tidak akan berbicara kepada publik terkait keputusan itu sebelum ada konferensi pers yang dijadwalkan digelar hari Rabu mendatang.
”Wheaton tulus menghargai kontribusi Dr Hawkins pada lembaga ini selama sembilan tahun terakhir,” kata Presiden Weaton College, Philip Graham Ryken dalam sebuah pernyataan.
(mas)