Libya, Sarang Baru ISIS dan Al-Qaeda
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah grup keamanan swasta di Amerika Serikat (AS) merilis laporan yang menyatakan ISIS dan Al-Qaeda secara agresif memperluas pengaruhnya ke Libya. Pasca lengsernya Moammar Gaddafi, Libya menjadi sasaran perang sipil dan ekstrimisme dengan munculnya fasilitas pelatihan dan perekrutan untuk mendukung konflik teror di Timur Tengah.
"Kondisi geografi, wilayah yang luas, cadangan minyak yang banyak dan sejarahnya dengan jaringan kelompok kekerasan, negara gagal di Libya bisa menjadi bencana bagi Afrika Utara dan Eropa serta masyarakat internasional yang lebih luas," begitu laporan grup keamanan Soufan seperti dikutip dari IB Times, Kamis (28/1/2016).
Menurut laporan tersebut, meskipun telah membentuk pemerintah persatuan dan menggelar pemilu demokratis, pemerintahan Libya yang baru tetap mempunyai pekerjaan rumah. Setiap pemimpin negara itu mempunyai tugas monumental menyatukan negara baik secara sosial dan militer.
"Perjuangan yang lebih sulit nantinya adalah mempertahankan dan mengontrol cadangan minyak yang besar di Libya. Keberadaan minyak inilah yang membuat Al-Qaeda dan ISIS berkembang di negara itu," bunyi laporan tersebut.
"Kondisi geografi, wilayah yang luas, cadangan minyak yang banyak dan sejarahnya dengan jaringan kelompok kekerasan, negara gagal di Libya bisa menjadi bencana bagi Afrika Utara dan Eropa serta masyarakat internasional yang lebih luas," begitu laporan grup keamanan Soufan seperti dikutip dari IB Times, Kamis (28/1/2016).
Menurut laporan tersebut, meskipun telah membentuk pemerintah persatuan dan menggelar pemilu demokratis, pemerintahan Libya yang baru tetap mempunyai pekerjaan rumah. Setiap pemimpin negara itu mempunyai tugas monumental menyatukan negara baik secara sosial dan militer.
"Perjuangan yang lebih sulit nantinya adalah mempertahankan dan mengontrol cadangan minyak yang besar di Libya. Keberadaan minyak inilah yang membuat Al-Qaeda dan ISIS berkembang di negara itu," bunyi laporan tersebut.
(ian)