Menlu AS Tuding Iran Danai Kelompok Teroris
A
A
A
DAVOS - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry mengungkapkan, sebagian dana yang didapat oleh Iran setelah pencabutan sanksi dialirkan ke kelompok teroris.
Hal itu diungkapkan oleh Kerry menjawab pertanyaan wartawan CNBC. Sang wartawan menanyakan apakah Iran akan mengalirkan dananya kepada kelompok berlabel teroris usai pencabutan sanksi.
"Saya pikir, beberapa hal akan berakhir di tangan IRGC (Korps Pengawal Revolusi Islam, sebutan bagi militer Iran) atau entitas lain, beberapa diantaranya berlabel teroris," kata Kerry seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (22/1/2016).
Kerry pun buru-buru menegaskan, jika pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap hal itu. "Saya tidak akan duduk di sini dan memberitahu Anda setiap kompenen yang dapat dicegah," katanya.
Menurut Departemen Keuangan AS, Iran akan menerima sekitar USD 55 miliar sebagai akibat dari pelonggaran pembatasan ekonomi berkat pelaksanaan kesepakatan nuklir dengan enam negara kuat dunia.
"Jika kita menangkap mereka (Iran) mendanai terorisme, jelas mereka akan memiliki masalah dengan Kongres AS dan dengan orang lain," tukas Kerry.
Hal itu diungkapkan oleh Kerry menjawab pertanyaan wartawan CNBC. Sang wartawan menanyakan apakah Iran akan mengalirkan dananya kepada kelompok berlabel teroris usai pencabutan sanksi.
"Saya pikir, beberapa hal akan berakhir di tangan IRGC (Korps Pengawal Revolusi Islam, sebutan bagi militer Iran) atau entitas lain, beberapa diantaranya berlabel teroris," kata Kerry seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (22/1/2016).
Kerry pun buru-buru menegaskan, jika pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap hal itu. "Saya tidak akan duduk di sini dan memberitahu Anda setiap kompenen yang dapat dicegah," katanya.
Menurut Departemen Keuangan AS, Iran akan menerima sekitar USD 55 miliar sebagai akibat dari pelonggaran pembatasan ekonomi berkat pelaksanaan kesepakatan nuklir dengan enam negara kuat dunia.
"Jika kita menangkap mereka (Iran) mendanai terorisme, jelas mereka akan memiliki masalah dengan Kongres AS dan dengan orang lain," tukas Kerry.
(ian)