Dokter Ini Klaim Sukses Cangkok Kepala Monyet ke Monyet Lain

Kamis, 21 Januari 2016 - 09:06 WIB
Dokter Ini Klaim Sukses Cangkok Kepala Monyet ke Monyet Lain
Dokter Ini Klaim Sukses Cangkok Kepala Monyet ke Monyet Lain
A A A
BEIJING - Dokter ahli bedah saraf Italia, Sergio Canavero, mengklaim berhasil melakukan operasi transplantasi atau cangkok kepala monyet. Operasi transplantasi tak wajar dan baru pertama kali terjadi di dunia itu diklaim berlangsung di China.

Tujuannya menguji silang sirkulasi dan hipotermia sebagai strategi saraf yang efektif,” kata Canavero. Operasi itu juga melibatkan ilmuwan China, Xiaoping Ren.

Klaim itu dibuktikan dengan perilisan foto-foto di mana kepala monyet melekat pada tubuh monyet lain. Menurut dokter tersebut, tidak ada kerusakan otak dalam operasi itu.

Monyet sepenuhnya selamat tanpa cedera neurologis apapun,” ujarnya, seperti dikutip Sputnik, Kamis (21/1/2016).

Dokter Italia itu menangkis kritik beberapa ilmuwan atas tindakannya melakukan operasi transplantasi kepala.”Hari ini kami ingin menyanggah kritik dengan mengumumkan bahwa profesor Xiaoping Ren di China melakukan transplantasi kepala penuh pada monyet untuk pertama kali,” ujarnya.

Canavero kepada majalah New Scientist mengatakan operasi itu menunjukkan bahwa jika kepala didinginkan sampai 15 derajat Celsius, hewan dapat bertahan hidup tanpa kerusakan saraf.


Profesor Ren sebelumnya telah melakukan uji coba transplantasi kepala tikus dan kepala monyet tahun lalu. Rekannya dari Konkuk University School of Medicine, di Korea Selatan, C-Yoon Kim, juga bereksperimen dengan tikus. Menurutnya, fungsi motorik pada tikus bisa dipulihkan. Hal itu memungkinkan untuk menyambung saraf setelah pemutusan secara lengkap.


Sangat penting bahwa orang-orang berhenti berpikir bahwa ini tidak mungkin,” ujar Canavero. ”Ini benar-benar mungkin dan kami sedang bekerja ke arah itu.

Terobosan ilmiah sebelumnya dikritik ahli saraf di Harvard Medical School Bioetika, Thomas Cochrane. Menurutnya, transplantasi kepala monyet adalah ilmu pengetahuan yang baru sekadar wacana. Cochrane menuduh Canavero dan peneliti lain telah melakukan penerbitan prematur.

Ini mengalihkan perhatian orang dari pekerjaan yang sebenarnya bahwa setiap orang dapat setuju memiliki landasan yang sah," kata Cochrane. "Sejauh yang saya tahu, operasi itu sebagian besar berkisar tentang publisitas ketimbang menghasilkan ilmu pengetahuan yang baik,” katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3428 seconds (0.1#10.140)