Peringatan AS: Usai Bom Sarinah, Serangan ISIS Bisa Lebih Banyak
A
A
A
FLORIDA - Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa serangan kelompok ISIS berpotensi lebih banyak di berbagai negara setelah serangan teror bom di Sarinah, Jakarta dan di Istanbul. Alasannya, saat ini kelompok ISIS mengalami tekanan oleh aksi militer di Irak dan Suriah.
Peringatan itu disampaikan pemimpin Komando Pusat Operasi Militer (CENTCOM) yang mengawasi operasi tempur di Timur Tengah, Jenderal Lloyd Austin, Jumat (15/1/2016).
Menurutnya, klaim kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang melakukan serangan di Sarinah, Jakarta adalah bukti bahwa kelompok radikal di Timur Tengah itu mulai goyah.
”ISIS telah diasumsikan bersikap defensif di Irak dan Suriah,” kata Austin pada konferensi pers di Florida, seperti dikutip AFP. ”Ke depan, kita melihat kelompok itu semakin bergantung pada tindakan terorisme seperti yang kita lihat minggu ini di Baghdad dan di Turki, dan yang paling baru di Jakarta,” ujarnya.
ISIS yang menduduki sebagian wilayah Irak dan Suriah sejak tahun 2014 telah memproklamirkan “kekhalifahan”. Namun, sepanjang 2015 hingga sekarang kelompok itu mulai mengalami kemunduran akibat invasi militer baik dari koalisi AS maupun Rusia.
Di Irak, misalanya, ISIS sudah kehilangan kontrol atas Kota Ramadi setelah direbut kembali pasukan Irak. Kelompok itu juga terus mengalami kerugian setelah instalasi minyak dan fasilitas keuangan mereka dibombardir.
Peringatan itu disampaikan pemimpin Komando Pusat Operasi Militer (CENTCOM) yang mengawasi operasi tempur di Timur Tengah, Jenderal Lloyd Austin, Jumat (15/1/2016).
Menurutnya, klaim kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang melakukan serangan di Sarinah, Jakarta adalah bukti bahwa kelompok radikal di Timur Tengah itu mulai goyah.
”ISIS telah diasumsikan bersikap defensif di Irak dan Suriah,” kata Austin pada konferensi pers di Florida, seperti dikutip AFP. ”Ke depan, kita melihat kelompok itu semakin bergantung pada tindakan terorisme seperti yang kita lihat minggu ini di Baghdad dan di Turki, dan yang paling baru di Jakarta,” ujarnya.
ISIS yang menduduki sebagian wilayah Irak dan Suriah sejak tahun 2014 telah memproklamirkan “kekhalifahan”. Namun, sepanjang 2015 hingga sekarang kelompok itu mulai mengalami kemunduran akibat invasi militer baik dari koalisi AS maupun Rusia.
Di Irak, misalanya, ISIS sudah kehilangan kontrol atas Kota Ramadi setelah direbut kembali pasukan Irak. Kelompok itu juga terus mengalami kerugian setelah instalasi minyak dan fasilitas keuangan mereka dibombardir.
(mas)