Charlie Hebdo Kartunkan Aylan Kurdi Jadi Penjahat Seks di Jerman
A
A
A
PARIS - Majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, menerbitkan kartun fasis dengan menjelek-jelekkan Aylan Kurdi, bocah tiga tahun asal Suriah yang tewas tenggelam di laut Turki saat akan mengungsi ke Eropa. Oleh majalah itu, Aylan Kurdi digambarkan tumbuh jadi pria dewasa dengan kepala hewan yang menjadi penjahat seksual pada malam perayaan Tahun Baru di Jerman.
Kartun berwarna hitam putih itu menuai hujatan para pengguna media sosial di berbagai negara. "Migran," demikian judul utama kartun fasis yang diterbitkan majalah Prancis itu. “Apa yang akan terjadi ketika Aylan kecil telah tumbuh? Seorang groper di Jerman,” lanjut keterangan kartun itu, seperti dikutip Sputnik, Kamis (14/1/2016).
Kisah dan foto-foto Aylan Kurdi telah menyayat perasaat warga dunia. Bocah kecil itu dievakuasi petugas penjaga pantai Turki dalam kondisi tidak bernyawa. Dia tewas tenggelam saat mencoba mengarungi laut Turki bersama keluarganya dan beberapa warga Suriah untuk mengungsi ke Eropa.
Kartun penghinaan itu diterbitkan Charlie Hebdo pada hari Rabu. Bukannya menyentuh perasaan para pembacanya, media itu justru panen kecaman, di mana editornya dianggap berperilaku rasisme.
Penghinaan terhadap bocah Aylan Kurdi oleh majalah Prancis itu merupakan yang kedua kalinya. Pada bulan September 2015, majalah yang
kantornya pernah diserang para pria bersenjata karena menerbitkan kartun Nabi Muhammad itu, pernah mengejek kematian tragis Aylan Kurdi.
Charlie Hebdo sejatinya ingin menyoroti kasus serangan seksual massal di Cologne, Jerman, yang diduga dilakukan para imigran Arab dan Afrika Utara. Kasus serangan seksual massal pada malam Tahun Baru 2016 telah jadi sorotan dunia, karena tidak hanya terjadi di Jerman tapi juga beberapa negara di Eropa.
Kartun berwarna hitam putih itu menuai hujatan para pengguna media sosial di berbagai negara. "Migran," demikian judul utama kartun fasis yang diterbitkan majalah Prancis itu. “Apa yang akan terjadi ketika Aylan kecil telah tumbuh? Seorang groper di Jerman,” lanjut keterangan kartun itu, seperti dikutip Sputnik, Kamis (14/1/2016).
Kisah dan foto-foto Aylan Kurdi telah menyayat perasaat warga dunia. Bocah kecil itu dievakuasi petugas penjaga pantai Turki dalam kondisi tidak bernyawa. Dia tewas tenggelam saat mencoba mengarungi laut Turki bersama keluarganya dan beberapa warga Suriah untuk mengungsi ke Eropa.
Kartun penghinaan itu diterbitkan Charlie Hebdo pada hari Rabu. Bukannya menyentuh perasaan para pembacanya, media itu justru panen kecaman, di mana editornya dianggap berperilaku rasisme.
Penghinaan terhadap bocah Aylan Kurdi oleh majalah Prancis itu merupakan yang kedua kalinya. Pada bulan September 2015, majalah yang
kantornya pernah diserang para pria bersenjata karena menerbitkan kartun Nabi Muhammad itu, pernah mengejek kematian tragis Aylan Kurdi.
Charlie Hebdo sejatinya ingin menyoroti kasus serangan seksual massal di Cologne, Jerman, yang diduga dilakukan para imigran Arab dan Afrika Utara. Kasus serangan seksual massal pada malam Tahun Baru 2016 telah jadi sorotan dunia, karena tidak hanya terjadi di Jerman tapi juga beberapa negara di Eropa.
(mas)