ISIS Klaim Pemboman di Pusat Pelatihan Polisi Libya
A
A
A
TRIPOLI - Kelompok Negara Islam Irak Suriah, ISIS, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom truk bunuh diri di sebuah pusat pelatihan polisi Libya, Kamis lalu. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 47 orang dan menjadi serangan militan terburuk sejak runtuhnya rezim Muammar Gaddafi pada 2011 lalu.
"Operasi ini merupakan salah satu dari serangkaian pertempuran Abu al-Mughira al-Qathani, yang tidak akan berhenti sampai kami membebaskan semua wilayah Libya," begitu bunyi pernyataan kelompok ekstrimis itu seperti disitat dari laman Al Arabiya, Sabtu (9/1/2016).
Kelompok ekstrimis itu mengatakan, salah satu anggotanya tewas setelah melaksanakan serangan bom bunuh diri tersebut. Namun otoritas keamanan Libya hingga saat ini belum dapat memastikannya.
Sebuah truk berisi bahan peledak meledak di pusar pelatihan polisi di kota pesisir Zlitern ketika ratusan calon polisi tengah berkumpul dalam sebuah pertemuan. Selain menewaskan 47 orang, peristiwa tersebut juga melukai lebih dari 100 orang yang mayoritas mengalami luka akibat terkena serpihan ledakan. (Baca juga: Ledakan Truk Bermuatan Peledak Tewaskan 65 Warga Libya)
ISIS telah memperluas wilayah kekuasaan mereka di Afrika Utara. Mereka mengambil keuntungan dari kekacauan yang terjadi di Libya untuk bekuasa di Sirte. Kelompok yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi ini juga melakukan serangan ke ladang dan pelabuhan minyak utama yang ada di Afrika.
"Operasi ini merupakan salah satu dari serangkaian pertempuran Abu al-Mughira al-Qathani, yang tidak akan berhenti sampai kami membebaskan semua wilayah Libya," begitu bunyi pernyataan kelompok ekstrimis itu seperti disitat dari laman Al Arabiya, Sabtu (9/1/2016).
Kelompok ekstrimis itu mengatakan, salah satu anggotanya tewas setelah melaksanakan serangan bom bunuh diri tersebut. Namun otoritas keamanan Libya hingga saat ini belum dapat memastikannya.
Sebuah truk berisi bahan peledak meledak di pusar pelatihan polisi di kota pesisir Zlitern ketika ratusan calon polisi tengah berkumpul dalam sebuah pertemuan. Selain menewaskan 47 orang, peristiwa tersebut juga melukai lebih dari 100 orang yang mayoritas mengalami luka akibat terkena serpihan ledakan. (Baca juga: Ledakan Truk Bermuatan Peledak Tewaskan 65 Warga Libya)
ISIS telah memperluas wilayah kekuasaan mereka di Afrika Utara. Mereka mengambil keuntungan dari kekacauan yang terjadi di Libya untuk bekuasa di Sirte. Kelompok yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi ini juga melakukan serangan ke ladang dan pelabuhan minyak utama yang ada di Afrika.
(ian)