Propaganda Perang Anti-Korut, Korsel Sebar Artileri & Pengeras Suara
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) kembali meluncurkan propaganda perang anti-Korea Utara (Korut) dengan pengeras suara di wilayah perbatasan dekat Korut. Korsel juga menyebarkan artileri di dekat pengeras suara.
”Jika Korut menyerang pengeras suara, kami akan segera membalas,” kata Kementerian Pertahanan Korsel melalui seorang pejabatnya kepada kantor berita Yonhap, Jumat (8/1/2016).
Pengeras suara untuk menyiarkan propaganda anti-rezim Kim Jong-un pernah dikerahkan Korsel di perbatasan kedua negara pada Agustus 2015 lalu. Siaran propaganda diluncurkan setelah Korut menolak mengakui kesalahannya atas ledakan ranjau darat yang melukai dua tentara Seoul di zona demiliterisasi.
Sebelumnya, tentara Korsel di perbatasan sudah siap tempur menyusul klaim uji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen oleh Korut. Untuk melindungi aset propagandanya, Korsel menyebarkan artileri K-9 dan rudal jarak pendek.
Siaran propaganda dari Korsel itu bisa terdengar hingga ke wilayah Korut sejauh 10 kilometer dari perbatasan pada siang hari. Sedangkan pada malam hari siaran itu bisa terdengar hingga jarak 24 kilometer. Siaran propaganda itu biasanya berupa materi kecaman atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dari rezim komunis dan pujian dari prestasi dan kebebasan di Korsel yang demokratis.
Langkah Korsel menyebar artileri muncul justru di saat sejumlah negara, termasuk Inggris menyerukan agar semua pihak menahan diri. ”Kami mendesak Korea Selatan untuk menahan diri,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, saat kunjungan di Jepang.
”Jika Korut menyerang pengeras suara, kami akan segera membalas,” kata Kementerian Pertahanan Korsel melalui seorang pejabatnya kepada kantor berita Yonhap, Jumat (8/1/2016).
Pengeras suara untuk menyiarkan propaganda anti-rezim Kim Jong-un pernah dikerahkan Korsel di perbatasan kedua negara pada Agustus 2015 lalu. Siaran propaganda diluncurkan setelah Korut menolak mengakui kesalahannya atas ledakan ranjau darat yang melukai dua tentara Seoul di zona demiliterisasi.
Sebelumnya, tentara Korsel di perbatasan sudah siap tempur menyusul klaim uji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen oleh Korut. Untuk melindungi aset propagandanya, Korsel menyebarkan artileri K-9 dan rudal jarak pendek.
Siaran propaganda dari Korsel itu bisa terdengar hingga ke wilayah Korut sejauh 10 kilometer dari perbatasan pada siang hari. Sedangkan pada malam hari siaran itu bisa terdengar hingga jarak 24 kilometer. Siaran propaganda itu biasanya berupa materi kecaman atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dari rezim komunis dan pujian dari prestasi dan kebebasan di Korsel yang demokratis.
Langkah Korsel menyebar artileri muncul justru di saat sejumlah negara, termasuk Inggris menyerukan agar semua pihak menahan diri. ”Kami mendesak Korea Selatan untuk menahan diri,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, saat kunjungan di Jepang.
(mas)