NATO Tolak Dianggap Ancaman bagi Rusia
A
A
A
BRUSSELS - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan tegas menolak dikategorikan sebagai ancaman bagi keamanan nasional Rusia meskipun melakukan ekspansi militer di Baltik dan Eropa Timur.
Anggapan ekspansi NATO menjadi ancaman bagi Rusia muncul dalam dokumen Strategi Keamanan Nasional Rusia 2016 yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin.
”Kami secara kategoris benar-benar menolak klaim tidak berdasar bahwa NATO dan kebijakannya dianggap jadi ancaman keamanan terhadap Moskow,” kata juru bicara NATO, Oana Lungescu, pada hari Selasa, seperti dikutip Russia Today.
”Pembesaran NATO tidak diarahkan terhadap siapa pun,” lanjut Lungescu.”Dan setiap negara berdaulat memiliki hak untuk memilih sendiri apakah bergabung dalam setiap perjanjian atau aliansi,” imbuh dia mengacu pada keputusan terakhir dari NATO untuk mengundang Montenegro agar bergabung.
(Baca: Pentagon: Tak Ada Alasan Rusia Waspadai AS)
Lungescu menambahkan bahwa NATO masih mempelajari dokumen Strategi Keamanan Rusia 2016 yang disiarkan pada hari Kamis pekan lalu. Dalam dokumen itu militerisasi NATO secara konstan sudah berlangsung di wilayah tetangga Rusia.
“Prinsip-prinsip keamanan yang sama dan tak terpisahkan sedang tidak dihormati di wilayah Euro-Atlantik, Eurasia dan Asia-Pasifik,” bunyi dokumen itu. Meski demikian, lanjut dokumen itu, Rusia masih tertarik dalam dialog yang adil dan membangun hubungan baik dengan NATO, AS dan Uni Eropa.
(Baca juga: Dokumen Putin 2016, Rusia Waswas AS dan Ekspansi NATO)
Anggapan ekspansi NATO menjadi ancaman bagi Rusia muncul dalam dokumen Strategi Keamanan Nasional Rusia 2016 yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin.
”Kami secara kategoris benar-benar menolak klaim tidak berdasar bahwa NATO dan kebijakannya dianggap jadi ancaman keamanan terhadap Moskow,” kata juru bicara NATO, Oana Lungescu, pada hari Selasa, seperti dikutip Russia Today.
”Pembesaran NATO tidak diarahkan terhadap siapa pun,” lanjut Lungescu.”Dan setiap negara berdaulat memiliki hak untuk memilih sendiri apakah bergabung dalam setiap perjanjian atau aliansi,” imbuh dia mengacu pada keputusan terakhir dari NATO untuk mengundang Montenegro agar bergabung.
(Baca: Pentagon: Tak Ada Alasan Rusia Waspadai AS)
Lungescu menambahkan bahwa NATO masih mempelajari dokumen Strategi Keamanan Rusia 2016 yang disiarkan pada hari Kamis pekan lalu. Dalam dokumen itu militerisasi NATO secara konstan sudah berlangsung di wilayah tetangga Rusia.
“Prinsip-prinsip keamanan yang sama dan tak terpisahkan sedang tidak dihormati di wilayah Euro-Atlantik, Eurasia dan Asia-Pasifik,” bunyi dokumen itu. Meski demikian, lanjut dokumen itu, Rusia masih tertarik dalam dialog yang adil dan membangun hubungan baik dengan NATO, AS dan Uni Eropa.
(Baca juga: Dokumen Putin 2016, Rusia Waswas AS dan Ekspansi NATO)
(mas)