Turki Minta Iran-Saudi Menahan Diri
A
A
A
ANKARA - Turki mendesak Arab Saudi dan Iran untuk tenang dan menahan diri agar perseteruan keduanya tidak semakin mengobarkan konflik sektarian di wilayah tersebut.
Juru bicara pemerintah Turki dan Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus mengatakan, Ankara tidak membenarkan serangan terhadap misi diplomatik Arab di Iran maupun mendukung pelaksanaan hukuman mati bagi ulama Syiah di Arab Saudi.
"Kami menentang semua contoh hukuman mati, terutama ketika itu didorong oleh motivasi politik. Kami juga mendesak Iran untuk melindungi misi diplomatik asing yang ada di Iran sesuai dengan perjanjian internasional," kata Kurtulmus, seperti dilansir dari Xinhua, Selasa (5/1/2016).
Kurtulmus kemudian menekankan bahwa Turki adalah teman kedua negara di Timur Tengah itu dan tidak ingin kedua negara itu berperang karena perang adalah jalan terakhir untuk mengakhiri sebuah kebuntuan hubungan internasional.
Pada Sabtu kemarin Arab Saudi mengeksekusi Nimr al-Nimr, seorang ulama Syiah dan aktivis politik dengan dakwaan melakukan perlawanan terhadap Kerajaan Arab Saudi. Reaksi pun bermunculan, terutama dari Iran, yang puncaknya terjadi penyerangan dan pembakaran terhadap Kedubes Arab Saudi di Teheran pada Minggu dini hari.
Juru bicara pemerintah Turki dan Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus mengatakan, Ankara tidak membenarkan serangan terhadap misi diplomatik Arab di Iran maupun mendukung pelaksanaan hukuman mati bagi ulama Syiah di Arab Saudi.
"Kami menentang semua contoh hukuman mati, terutama ketika itu didorong oleh motivasi politik. Kami juga mendesak Iran untuk melindungi misi diplomatik asing yang ada di Iran sesuai dengan perjanjian internasional," kata Kurtulmus, seperti dilansir dari Xinhua, Selasa (5/1/2016).
Kurtulmus kemudian menekankan bahwa Turki adalah teman kedua negara di Timur Tengah itu dan tidak ingin kedua negara itu berperang karena perang adalah jalan terakhir untuk mengakhiri sebuah kebuntuan hubungan internasional.
Pada Sabtu kemarin Arab Saudi mengeksekusi Nimr al-Nimr, seorang ulama Syiah dan aktivis politik dengan dakwaan melakukan perlawanan terhadap Kerajaan Arab Saudi. Reaksi pun bermunculan, terutama dari Iran, yang puncaknya terjadi penyerangan dan pembakaran terhadap Kedubes Arab Saudi di Teheran pada Minggu dini hari.
(ian)