Kontrol Senjata di AS Lamban, Presiden Obama Frustasi
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, frustrasi atas kelambanan Kongres AS untuk menyetujui UU pengontrolan senjata di negara itu. Obama sudah lama mengeluh bahwa bebasnya warga sipil memiliki senjata telah menyebabkan banyak penembakan brutal di AS.
Obama berencana bertemu dengan Jaksa Agung AS, Loretta Lynch, pada hari Senin nanti untuk membahas cara-cara untuk mengurangi kekerasan bersenjata secara sepihak tanpa persetujuan Kongres.
Rasa frustasi Obama muncul dalam pidato hari Jumat. “Terlalu banyak surat dari orang tua, guru, dan anak-anak, duduk-duduk dan tidak melakukan apa-apa,” keluh Obama, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/1/2016).
Obama telah berulang kali mendesak Kongres untuk menyetujui UU yang memperketat kepemilikan senjata di AS. Desakannya kian gencar setelah terjadi pembantaian di sebuah sekolah dasar di Newtown, Connecticut tahun 2012. Desakan Obama itu diabaikan Kongres.
Setelah itu rentetan penembakan brutal melanda AS, seperti penembakan massal di Colorado dan San Bernardino, California dalam beberapa bulan terakhir.
”Beberapa bulan yang lalu, saya diarahkan tim saya di Gedung Putih untuk melihat ke dalam tindakan baru yang dapat saya lakukan untuk membantu mengurangi kekerasan bersenjata,” kata Obama dalam pidatonya. ”Dan pada hari Senin, saya akan bertemu dengan Jaksa Agung kami, Loretta Lynch, untuk mendiskusikan opsi kami.”
Obama berencana bertemu dengan Jaksa Agung AS, Loretta Lynch, pada hari Senin nanti untuk membahas cara-cara untuk mengurangi kekerasan bersenjata secara sepihak tanpa persetujuan Kongres.
Rasa frustasi Obama muncul dalam pidato hari Jumat. “Terlalu banyak surat dari orang tua, guru, dan anak-anak, duduk-duduk dan tidak melakukan apa-apa,” keluh Obama, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/1/2016).
Obama telah berulang kali mendesak Kongres untuk menyetujui UU yang memperketat kepemilikan senjata di AS. Desakannya kian gencar setelah terjadi pembantaian di sebuah sekolah dasar di Newtown, Connecticut tahun 2012. Desakan Obama itu diabaikan Kongres.
Setelah itu rentetan penembakan brutal melanda AS, seperti penembakan massal di Colorado dan San Bernardino, California dalam beberapa bulan terakhir.
”Beberapa bulan yang lalu, saya diarahkan tim saya di Gedung Putih untuk melihat ke dalam tindakan baru yang dapat saya lakukan untuk membantu mengurangi kekerasan bersenjata,” kata Obama dalam pidatonya. ”Dan pada hari Senin, saya akan bertemu dengan Jaksa Agung kami, Loretta Lynch, untuk mendiskusikan opsi kami.”
(mas)