Minus Pembelian S-400, India dan Rusia Teken Kontrak Rp95 Triliun
A
A
A
MOSKOW - India telah menandatangani kontrak penawaran dari Rusia di bidang pertahanan, energi dan infrastruktur senilai USD 7 miliar atau sekitar Rp95 triliun. Namun, kontrak penawaran itu tidak meliputi pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400.
Perdana Menteri India; Narendra Modi, yang bertemu Presiden Rusia; Vladimir Putin di Moskow, mengatakan perjanjian itu menjadi peletak dasar untuk kemitraan yang lebih erat antara kedua negara.
Ada sekitar 16 perjanjian bilateral yang ditandatangani kedua pemimpin itu. Di antaranya, soal penawaran pembangunan bersama helikopter militer Kamov-226.
Pada konferensi pers bersama, Putin mengumumkan bahwa Rusia akan membangun selusin reaktor nuklir selusin di India selama beberapa tahun mendatang. Hal itu untuk membantu India dalam memenuhi kebutuhan energi yang semakin bertambah.
Perusahaan BUMN minyak Rusia; Rosneft, juga akan memasok 10 juta ton minyak per tahun ke negara Asia selatan itu selama dekade mendatang. Pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia sejatinya juga masuk dalam penawaran kontrak, namun tidak terwujud.
“Saya melihat Rusia sebagai mitra penting dalam transformasi ekonomi India dan dalam membentuk sebuah dunia yang seimbang, stabil, inklusif dan multi-polar," kata Perdana Menteri Narendra Modi kemarin di Moskow, seperti dikutip IB Times, Jumat (25/12/2015).”Kami telah meletakkan dasar dari karakter masa depan kemitraan strategis ini,” katanya lagi.
Kedua pemimpin juga sepakat soal lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir yang akan dilakukan para ahli Rusia. Yaitu, di negara bagian Andhra Pradesh, India selatan. India juga akan meningkatkan saham di ladang minyak Vankor di Siberia milik Rosneft.
Dalam kesempatan itu, Putin juga mendukung India untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. ”Kami percaya bahwa India adalah kekuatan besar yang melakukan kebijakan luar negeri yang seimbang dan bertanggung jawab dan merupakan salah satu calon yang paling layak untuk mengambil kursi anggota tetap di Dewan Keamanan PBB,” ujar Presiden Putin.
Perdana Menteri India; Narendra Modi, yang bertemu Presiden Rusia; Vladimir Putin di Moskow, mengatakan perjanjian itu menjadi peletak dasar untuk kemitraan yang lebih erat antara kedua negara.
Ada sekitar 16 perjanjian bilateral yang ditandatangani kedua pemimpin itu. Di antaranya, soal penawaran pembangunan bersama helikopter militer Kamov-226.
Pada konferensi pers bersama, Putin mengumumkan bahwa Rusia akan membangun selusin reaktor nuklir selusin di India selama beberapa tahun mendatang. Hal itu untuk membantu India dalam memenuhi kebutuhan energi yang semakin bertambah.
Perusahaan BUMN minyak Rusia; Rosneft, juga akan memasok 10 juta ton minyak per tahun ke negara Asia selatan itu selama dekade mendatang. Pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia sejatinya juga masuk dalam penawaran kontrak, namun tidak terwujud.
“Saya melihat Rusia sebagai mitra penting dalam transformasi ekonomi India dan dalam membentuk sebuah dunia yang seimbang, stabil, inklusif dan multi-polar," kata Perdana Menteri Narendra Modi kemarin di Moskow, seperti dikutip IB Times, Jumat (25/12/2015).”Kami telah meletakkan dasar dari karakter masa depan kemitraan strategis ini,” katanya lagi.
Kedua pemimpin juga sepakat soal lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir yang akan dilakukan para ahli Rusia. Yaitu, di negara bagian Andhra Pradesh, India selatan. India juga akan meningkatkan saham di ladang minyak Vankor di Siberia milik Rosneft.
Dalam kesempatan itu, Putin juga mendukung India untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. ”Kami percaya bahwa India adalah kekuatan besar yang melakukan kebijakan luar negeri yang seimbang dan bertanggung jawab dan merupakan salah satu calon yang paling layak untuk mengambil kursi anggota tetap di Dewan Keamanan PBB,” ujar Presiden Putin.
(mas)