Manuver di Laut China Selatan, Pesawat Australia Diancam Ditembak Jatuh
A
A
A
BEIJING - Surat kabar milik negara China menulis ancaman bahwa pesawat Australia bisa ditembak jatuh jika terus melakukan manuver pengintaian di atas kawasan sengketa Laut China Selatan. Ancaman itu muncul dalam editorial Global Times, Kamis (17/12/2015).
”Australia tidak harus mengandalkan disambut atau diterima, jika berada dalam wilayah udara di sekitar wilayah yang disengketakan,” bunyi editorial media itu.
“Orang-orang China tidak bisa mengerti mengapa militer Australia akan terlibat, dan harus jujur, mereka memiliki lebih sedikit kesabaran untuk mencegah flare up,” lanjut editorial Global Times.
Kawasan kepulauan Laut China Selatan yang kaya enegri itu hampir 90 persen diklaim China berdasarkan peta kuno yang mereka miliki. Namun, Malaysia, Brunei, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim yang tumpang tindih.
BBC melaporkan bahwa, baru-baru sebuah pesawat Australia terbang di wilayah 12 mil laut dari pulau yang dikuasai China di Laut China Selatan. Pilot Australia mengklaim misi mereka untuk melakukan kebebasan navigasi atau FON.
Departemen Pertahanan Australia, mengkonfirmasi bahwa pesawat itu bukan latihan navigasi. Tapi menjalankan patroli pengawasan maritim rutin di bawah “Operation Gateway” yang diluncurkan pada tahun 1980 untuk menjaga stabilitas regional.
Namun, editorial koran Pemerintah China itu memperingatkan agar pesawat militer Australia jangan teratur datang ke Laut Cina Selatan untuk terlibat konflik. Australia diminta untuk tidak menguji kesabaran China dengan terbang mendekati dengan pulau-pulau buatan Beijing.
”Semua orang selalu berhati-hati, tapi itu akan menjadi malu jika suatu saat pesawat jatuh dari langit dan itu terjadi pada Australia,” bunyi ancaman media China.
”Australia tidak harus mengandalkan disambut atau diterima, jika berada dalam wilayah udara di sekitar wilayah yang disengketakan,” bunyi editorial media itu.
“Orang-orang China tidak bisa mengerti mengapa militer Australia akan terlibat, dan harus jujur, mereka memiliki lebih sedikit kesabaran untuk mencegah flare up,” lanjut editorial Global Times.
Kawasan kepulauan Laut China Selatan yang kaya enegri itu hampir 90 persen diklaim China berdasarkan peta kuno yang mereka miliki. Namun, Malaysia, Brunei, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim yang tumpang tindih.
BBC melaporkan bahwa, baru-baru sebuah pesawat Australia terbang di wilayah 12 mil laut dari pulau yang dikuasai China di Laut China Selatan. Pilot Australia mengklaim misi mereka untuk melakukan kebebasan navigasi atau FON.
Departemen Pertahanan Australia, mengkonfirmasi bahwa pesawat itu bukan latihan navigasi. Tapi menjalankan patroli pengawasan maritim rutin di bawah “Operation Gateway” yang diluncurkan pada tahun 1980 untuk menjaga stabilitas regional.
Namun, editorial koran Pemerintah China itu memperingatkan agar pesawat militer Australia jangan teratur datang ke Laut Cina Selatan untuk terlibat konflik. Australia diminta untuk tidak menguji kesabaran China dengan terbang mendekati dengan pulau-pulau buatan Beijing.
”Semua orang selalu berhati-hati, tapi itu akan menjadi malu jika suatu saat pesawat jatuh dari langit dan itu terjadi pada Australia,” bunyi ancaman media China.
(mas)