Pemerintah Yaman dan Pemberontak Houthi Siap Berdamai
A
A
A
JENEWA - Utusan Khusus PBB untuk Yaman mengatakan, pemerintah Yaman dan pemberontak Houthi akan memulai pembicaraan perdamaian di Swiis pekan depan. Kedua belah pihak tampaknya bersedia menerima gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selam sembilan bulan.
"Kami yakin akan tercipta gencatan senjata, kami sangat yakin dan kami sangat optimis. Semua orang tampaknya menyambut baik ide ini," kata Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, seperti dikutip dari laman Washington Post, Selasa (8/12/2015).
Menurut Ahmed, ia menginginkan gencatanan senjata ini berlangsung tanpa batas waktu, namun membuatnya menjadi penghentian permusuhan secara permanen akan memakan waktu lebih lama.
Kedua belah pihak, kata Ahmed, telah sepakat untuk mengirimkan utusan dalam pembicaraan damai ini. Sejumlah agenda pun sudah disiapkan termasuk sola penarikan milisi, memutuskan apa yang harus dilakukan dengan senjata berat.
Mereka juga akan membicarakan aksi membangun kepercayaan, seperti akses pembukaan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan dan pertukarana tahanan, dan melanjutkan dialog politik.
Dalam kesempatan itu, Ahmed juga menyinggung masalah ancaman dari ISIS. Kelompok ekstrimis ini mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan bom mobil yang menewaskan Gubernur Aden, Jaafar Mohamed Saad.
"Hal ini menggambarkan bahaya yang akan dihadapi Yaman jika kita tidak secepatnya beranjak ke meja perundingan," kata Ahmed.
"Kami yakin akan tercipta gencatan senjata, kami sangat yakin dan kami sangat optimis. Semua orang tampaknya menyambut baik ide ini," kata Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, seperti dikutip dari laman Washington Post, Selasa (8/12/2015).
Menurut Ahmed, ia menginginkan gencatanan senjata ini berlangsung tanpa batas waktu, namun membuatnya menjadi penghentian permusuhan secara permanen akan memakan waktu lebih lama.
Kedua belah pihak, kata Ahmed, telah sepakat untuk mengirimkan utusan dalam pembicaraan damai ini. Sejumlah agenda pun sudah disiapkan termasuk sola penarikan milisi, memutuskan apa yang harus dilakukan dengan senjata berat.
Mereka juga akan membicarakan aksi membangun kepercayaan, seperti akses pembukaan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan dan pertukarana tahanan, dan melanjutkan dialog politik.
Dalam kesempatan itu, Ahmed juga menyinggung masalah ancaman dari ISIS. Kelompok ekstrimis ini mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan bom mobil yang menewaskan Gubernur Aden, Jaafar Mohamed Saad.
"Hal ini menggambarkan bahaya yang akan dihadapi Yaman jika kita tidak secepatnya beranjak ke meja perundingan," kata Ahmed.
(ian)