Dihujat, Turki Berhenti Kerahkan Tentara 'Penginvasi' Irak
A
A
A
ANKARA - Pemerintah Turki mengumumkan akan menghentika pengerahan ratusan tentaranya ke Mosul, Irak Utara yang dianggap Baghdad sebagai tindakan invasi. Pengumuman dari Ankara itu muncul setelah pengerahan tentara Turki ke Mosul dengan dalih melatih milisi Kurdi dihujat banyak negara, termasuk Liga Arab.
Irak sebelumnya juga mengancam akan membawa masalah itu ke Dewan Keamanan PBB jika Turki tidak menarik ratusan tentaranya dari Mosul dalam tempo 48 jam. Misi sekitar 130 tentara Turki di Mosul itu sempat memicu pertanyaan banyak pihak, sebab wilayah itu dikenal sebagai basis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
(Baca: Liga Arab Kutuk 'Invasi' Tentara Turki di Irak Utara)
Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, melalui suratnya telah merespons kemarahan Perdana Menteri Irak, Haider Al-Abadi, perihal “invasi” ratusan tentara Turki di Mosul. Namun, belum ada kejelasan kapan Turki menarik para tentaranya itu.
”Tidak ada kekuatan (militer) lebih lanjut yang akan dikerahkan ke Bashiqa setelah ada kekhawatiran dari Pemerintah Irak,” tulis Davutoglu dalam surat itu sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (7/12/2015) yang mengutip sumber di kantor PM Turki.
Davutoglu juga menambahkan bahwa Turki bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan Irak dalam memerangi Daesh atau ISIS.”Mereka yang terganggu oleh kerjasama Turki dan Irak dan yang ingin mengakhirinya seharusnya tidak diperbolehkan untuk mencapai tujuan mereka,” lanjut surat Davutoglu.
Turki kemarin berdalih ratusan tentaranya yang dikerahkan ke kamp militer di wilayah Bashiqa, dekat Mosuk, Irak utara hanya “rotasi rutin” untuk melatih milisi Irak dalam memerangi ISIS.
Irak sebelumnya juga mengancam akan membawa masalah itu ke Dewan Keamanan PBB jika Turki tidak menarik ratusan tentaranya dari Mosul dalam tempo 48 jam. Misi sekitar 130 tentara Turki di Mosul itu sempat memicu pertanyaan banyak pihak, sebab wilayah itu dikenal sebagai basis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
(Baca: Liga Arab Kutuk 'Invasi' Tentara Turki di Irak Utara)
Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, melalui suratnya telah merespons kemarahan Perdana Menteri Irak, Haider Al-Abadi, perihal “invasi” ratusan tentara Turki di Mosul. Namun, belum ada kejelasan kapan Turki menarik para tentaranya itu.
”Tidak ada kekuatan (militer) lebih lanjut yang akan dikerahkan ke Bashiqa setelah ada kekhawatiran dari Pemerintah Irak,” tulis Davutoglu dalam surat itu sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (7/12/2015) yang mengutip sumber di kantor PM Turki.
Davutoglu juga menambahkan bahwa Turki bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan Irak dalam memerangi Daesh atau ISIS.”Mereka yang terganggu oleh kerjasama Turki dan Irak dan yang ingin mengakhirinya seharusnya tidak diperbolehkan untuk mencapai tujuan mereka,” lanjut surat Davutoglu.
Turki kemarin berdalih ratusan tentaranya yang dikerahkan ke kamp militer di wilayah Bashiqa, dekat Mosuk, Irak utara hanya “rotasi rutin” untuk melatih milisi Irak dalam memerangi ISIS.
(mas)