Staf Palang Merah Internasional Diculik di Yaman
A
A
A
SANAA - Seorang warga Tunisia yang menjadi staf untuk Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di ibukota Yaman, Sanaa, diculik oleh kelompok bersenjata tidak dikenal.
"Orang-orang bersenjata menculik dua staf ICRC dalam perjalanan untuk bekerja pada Selasa pagi di Sanaa. Salah satu dari mereka telah dibebaskan tanpa cedera beberapa jam kemudian. Sedangan seorang staf yang merupakan warga nasional Tunisia masih ditahan," begitu bunyi pernyataan ICRC seperti disitir dari laman Xinhua, Rabu (2/12/2015).
"Kami di Yaman untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang. Tindakan seperti ini, terhadap pekerja kemanusiaan, hanya membuat kami lebih sulit dalam memberikan bantuan masyarakat yang membutuhkan," bunyi pernyataan itu.
Sementara itu, Kepala Delegasi ICRC di Yaman, Antoine Grand mengaku tidak tahu pelaku penculikan terhadap dua stafnya. "Saya tidak tahu siapa yang ada di balik penculikan ini, tapi saya meminta kepada mereka yang bertanggung jawab untuk membebaskan rekan kami secepatnya," kata Antoine.
Kelompok bersenjata asing kerap melakukan penculikan terhadap orang asing untuk ditukar dengan uang tebusan. Situasi ini terjadi setelah keamanan di negara itu memburuk sejak bulan Maret ketika pecah perang saudara di negara itu.
"Orang-orang bersenjata menculik dua staf ICRC dalam perjalanan untuk bekerja pada Selasa pagi di Sanaa. Salah satu dari mereka telah dibebaskan tanpa cedera beberapa jam kemudian. Sedangan seorang staf yang merupakan warga nasional Tunisia masih ditahan," begitu bunyi pernyataan ICRC seperti disitir dari laman Xinhua, Rabu (2/12/2015).
"Kami di Yaman untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang. Tindakan seperti ini, terhadap pekerja kemanusiaan, hanya membuat kami lebih sulit dalam memberikan bantuan masyarakat yang membutuhkan," bunyi pernyataan itu.
Sementara itu, Kepala Delegasi ICRC di Yaman, Antoine Grand mengaku tidak tahu pelaku penculikan terhadap dua stafnya. "Saya tidak tahu siapa yang ada di balik penculikan ini, tapi saya meminta kepada mereka yang bertanggung jawab untuk membebaskan rekan kami secepatnya," kata Antoine.
Kelompok bersenjata asing kerap melakukan penculikan terhadap orang asing untuk ditukar dengan uang tebusan. Situasi ini terjadi setelah keamanan di negara itu memburuk sejak bulan Maret ketika pecah perang saudara di negara itu.
(ian)