Anonymous Tuding CloudFlare Bantu ISIS Hentikan Serangan Cyber
A
A
A
LONDON - Kelompok hacker, Anonymous menuding layanan web CloudFlare yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat, telah membantu ISIS. Perusahaan itu dituding telah melindungi situs ISIS dengan cara mencegah situs milik kelompok ekstrimis itu dibanjiri serangan Denial of Service.
"Sekali lagi @CloudFlare membuktikan dirinya sebagai layanan web yang pro dengan situs #ISIS. Memalukan.#OpISIS #Daesh #Anonymous,” begitu bunyi pernyataan Anonymous menggunakan akronim ISIS dalam bahasa Arab seperti dikutip dari laman Express, Selasa (1/12/2015).
Menanggapi tudingan tersebut, CEO CloudFlare Matthew Prince balik menuding kelompok yang identik dengan topeng Guy Fawke itu sebagai kelompok munafik.
"Saya pikir, pernyataan ini dilakukan oleh seorang anak-anak dan tidak usah dianggap serius. Anonymous sendiri menggunakan jasa kami untuk sejumlah website miliknya, meski kami harus mendapat tekanan dari sejumlah negara untuk mematikannya," kata Prince.
Prince pun menegaskan lebih mendengarkan saran dari Departemen Pertahanan AS dan polisi ketimbang saran dari seorang pengguna Twitter.
"Bahkan jika kami menjadi hosting dari situs ISIS, itu tidak ada gunanya bagi kita. Saya justru membayangkan sejumlah orang membayar kami dengan kartu kredit curian, itu baru berefek buruk bagi kami," tukasnya.
"Sekali lagi @CloudFlare membuktikan dirinya sebagai layanan web yang pro dengan situs #ISIS. Memalukan.#OpISIS #Daesh #Anonymous,” begitu bunyi pernyataan Anonymous menggunakan akronim ISIS dalam bahasa Arab seperti dikutip dari laman Express, Selasa (1/12/2015).
Menanggapi tudingan tersebut, CEO CloudFlare Matthew Prince balik menuding kelompok yang identik dengan topeng Guy Fawke itu sebagai kelompok munafik.
"Saya pikir, pernyataan ini dilakukan oleh seorang anak-anak dan tidak usah dianggap serius. Anonymous sendiri menggunakan jasa kami untuk sejumlah website miliknya, meski kami harus mendapat tekanan dari sejumlah negara untuk mematikannya," kata Prince.
Prince pun menegaskan lebih mendengarkan saran dari Departemen Pertahanan AS dan polisi ketimbang saran dari seorang pengguna Twitter.
"Bahkan jika kami menjadi hosting dari situs ISIS, itu tidak ada gunanya bagi kita. Saya justru membayangkan sejumlah orang membayar kami dengan kartu kredit curian, itu baru berefek buruk bagi kami," tukasnya.
(ian)