Pria Ini Diduga Otak Aksi Teror di Paris
A
A
A
PARIS - Otoritas Prancis dan Belgia mengungkap sosok yang diduga sebagai konduktor teror Paris. Sosok itu adalah Abdelhamid Abaaoud, seorang warga negara Belgia, yang saat ini diketahui berada di Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Abaaoud, menurut keterangan seorang sumber yang memiliki koneksi kepada tim penyidik teror Paris, adalah warga negara Belgia kelahiran Molenbeek 27 tahun lalu. Molenbeek adalah sebuah wilayah yang berada di pinggiran Brussels.
"Dia tampaknya menjadi otak di balik beberapa serangan yang direncanakan di Eropa," kata sumber itu dalam kondisi anonim, seperti dilansir Reuters pada Senin (16/11).
Dugaan ini muncul karena adanya sebuah rekaman video yang dimuat oleh salah satu media ISIS. Dalam video tersebut, sosok yang diduga Abaaoud menuturkan bahwa dirinya telah mengunjungi sejumlah negara di Eropa, dan merencanakan serangan di negara yang dia kunjungi.
Bila apa yang dikatakan Abaaoud ini benar, maka ini bisa menjadi pukulan berat bagi otoritas kemanan dan intelijen di Eropa. Pasalnya, karena kelalaian mereka mendeteksi kehadiran Abaaoud di Eropa, terjadi teror di Paris yang menelan 127 korban jiwa.
Selain itu, sosok Abaaoud sendiri sejatinya bukan wajah baru di Eropa. Tahun lalu namanya juga sempat muncul di beberapa pemberitaan media Eropa karena turut membawa sang adik yang masih berusia 13 tahun ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Abaaoud, menurut keterangan seorang sumber yang memiliki koneksi kepada tim penyidik teror Paris, adalah warga negara Belgia kelahiran Molenbeek 27 tahun lalu. Molenbeek adalah sebuah wilayah yang berada di pinggiran Brussels.
"Dia tampaknya menjadi otak di balik beberapa serangan yang direncanakan di Eropa," kata sumber itu dalam kondisi anonim, seperti dilansir Reuters pada Senin (16/11).
Dugaan ini muncul karena adanya sebuah rekaman video yang dimuat oleh salah satu media ISIS. Dalam video tersebut, sosok yang diduga Abaaoud menuturkan bahwa dirinya telah mengunjungi sejumlah negara di Eropa, dan merencanakan serangan di negara yang dia kunjungi.
Bila apa yang dikatakan Abaaoud ini benar, maka ini bisa menjadi pukulan berat bagi otoritas kemanan dan intelijen di Eropa. Pasalnya, karena kelalaian mereka mendeteksi kehadiran Abaaoud di Eropa, terjadi teror di Paris yang menelan 127 korban jiwa.
Selain itu, sosok Abaaoud sendiri sejatinya bukan wajah baru di Eropa. Tahun lalu namanya juga sempat muncul di beberapa pemberitaan media Eropa karena turut membawa sang adik yang masih berusia 13 tahun ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
(esn)