Hillary Clinton Sebut Perang Melawan ISIS Bukanlah Perang AS
A
A
A
WASHINGTON - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton menilai, perang melawan ISIS tidak seharusnya menjadi perang AS. Dirinya menuturkan, AS harusnya hanya menjadi pendukung bagi siapapun yang melakukan perlawanan terhadap ISIS, dan bukan turun tangan langsung melawan ISIS.
"Ini seharusnya tidak menjadi pertarungan Amerika. Kami akan mendukung mereka yang akan melakukan perlawanan terhadap ISIS," ucap wanita yang saat ini turut mencalonkan diri sebagai Presiden AS tersebut.
Hal tersebut diutarakan Hillary dalam sebuah acara debat di salah satu televisi AS. Dimana, saat ditanya apakah (Barack) Obama meremehkan ISIS, dirinya berkelit dan mengatakan bahwa ISIS tidak bisa dilumpuhkan tapi harus dikalahkan, dan penggunaan kekuatan militer harus menjadi pilihan terakhir yang diambil AS.
Sementara itu, dirinya juga menuturkan, sejatinya militer Irak sudah siap untuk membela Irak ketika AS mulai meninggalkan negara tersebut. Namun, lanjut Hillary, karena pemerintah Nouri al-Maliki, militer Irak menjadi rapuh, yang pada akhirnya membuat ISIS dapat berkembang dengan bebas.
"Saya tidak berpikir bahwa AS memiliki sebagian besar tanggung jawab. Saya akan menempatkan kesalahan itu pada (Bashar)Assad, dan Maliki, dan gejolak di wilayah itu sendiri," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (15/11).
"Ini seharusnya tidak menjadi pertarungan Amerika. Kami akan mendukung mereka yang akan melakukan perlawanan terhadap ISIS," ucap wanita yang saat ini turut mencalonkan diri sebagai Presiden AS tersebut.
Hal tersebut diutarakan Hillary dalam sebuah acara debat di salah satu televisi AS. Dimana, saat ditanya apakah (Barack) Obama meremehkan ISIS, dirinya berkelit dan mengatakan bahwa ISIS tidak bisa dilumpuhkan tapi harus dikalahkan, dan penggunaan kekuatan militer harus menjadi pilihan terakhir yang diambil AS.
Sementara itu, dirinya juga menuturkan, sejatinya militer Irak sudah siap untuk membela Irak ketika AS mulai meninggalkan negara tersebut. Namun, lanjut Hillary, karena pemerintah Nouri al-Maliki, militer Irak menjadi rapuh, yang pada akhirnya membuat ISIS dapat berkembang dengan bebas.
"Saya tidak berpikir bahwa AS memiliki sebagian besar tanggung jawab. Saya akan menempatkan kesalahan itu pada (Bashar)Assad, dan Maliki, dan gejolak di wilayah itu sendiri," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (15/11).
(esn)