Torpedo Nuklir, Senjata Rahasia Rusia Bisa Picu Tsunami Mengerikan
A
A
A
MOSKOW - Senjata rahasia terbaru Rusia yaitu torpedo nuklir tak sengaja dibocorkan stasiun televisi Rusia meski gambarnya dihapus kemudian. Ahli militer Igor Korotchenko berharap Rusia tidak menggunakan senjata itu karena daya ledaknya bisa memicu tsunami mengerikan bagi wilayah musuh.
Torpedo nuklir itu diketahui hasil dari proyek rahasia militer Kremlin yang diberi nama “Ocean Multipurpose System: Status-6”. Korotcenko kepada Radio Sputnik, Jumat (13/11/2015) mengatakan “Status 6” itu merupakan gabungan semua teknologi mutakhir bawah laut dan penelitian Rusia yang ditawarkan.
”Kami berharap bahwa senjata nuklir ini tidak akan digunakan,” katanya. Menurutnya, drone bawah laut Rusia tampaknya berkembang yang difungsikan sebagai pencegah dari potensi serangan musuh.
(Baca: Terungkap! Torpedo Nuklir Senjata Baru Rusia untuk Lawan NATO)
Di masa depan, “Status-6” bisa menjadi salah satu dari beberapa sistem pengiriman bersama seperti rudal balistik antarbenua, rudal jelajah dengan hulu ledak dan lain-lain yang disiapkan Rusia untuk melakukan serangan balasan jika diusik musuh.
“Amerika Serikat secara aktif mengembangkan sistem pertahanan anti-rudal untuk menciptakan perisai tak tertembus atas wilayahnya. Proyek-proyek ini menerima dana besar-besaran. Tapi Rusia akan menemukan cara untuk menetralisir secara teknis militer AS,” ujar Korotchenko.
Masih menurut ahli militer itu, senjata dari program rahasia “Status-6” dimaksudkan untuk memberikan hulu ledak nuklir ke wilayah pesisir musuh. “Ini pada dasarnya adalah robot bawah laut otonom yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir yang kuat. Drone ini mampu memukul target yang terletak 10 kilometer (lebih dari 6200 mil),” ujar Korotchenko.
”Ledakan itu juga akan menyebabkan tsunami yang akan memiliki implikasi bencana untuk calon penyerang,” lanjut dia.
Dia mencatat bahwa setiap politisi AS yang normal harus memahami bahwa Washington harus membahas sistem pertahanan rudal AS dengan Rusia. ”Kami telah berulang kali mengangkat masalah ini dalam pembicaraan dengan mitra Amerika kami, tapi sayangnya, tidak mendapat tanggapan inisiatif Rusia. Ini mungkin bisa berubah sekarang,” pungkasnya.
Kremlin telah mengkonfirmasi bocornya senjata rahasia Rusia itu. ”Memang benar bahwa beberapa informasi rahasia tertangkap kamera dan kemudian dihapus. Kami berharap bahwa ini tidak akan terjadi lagi," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Namun, belum jelas apakah proyek senjata baru Rusia itu sudah rampung atau belum.
Senjata baru Rusia itu diduga untuk memotong radar NATO dan mematahkan sistem pertahanan rudal musuh. Terlebih, beberapa hari sebelum dokumen itu bocor, Presiden Vladimir Putin, sudah mengancam akan menyebar senjata terbaru Rusia yang diklaim mampu menembus perisai rudal AS.
(Baca juga: Rusia Ancam Sebar Senjata Baru Penembus Perisai Rudal AS)
Torpedo nuklir itu diketahui hasil dari proyek rahasia militer Kremlin yang diberi nama “Ocean Multipurpose System: Status-6”. Korotcenko kepada Radio Sputnik, Jumat (13/11/2015) mengatakan “Status 6” itu merupakan gabungan semua teknologi mutakhir bawah laut dan penelitian Rusia yang ditawarkan.
”Kami berharap bahwa senjata nuklir ini tidak akan digunakan,” katanya. Menurutnya, drone bawah laut Rusia tampaknya berkembang yang difungsikan sebagai pencegah dari potensi serangan musuh.
(Baca: Terungkap! Torpedo Nuklir Senjata Baru Rusia untuk Lawan NATO)
Di masa depan, “Status-6” bisa menjadi salah satu dari beberapa sistem pengiriman bersama seperti rudal balistik antarbenua, rudal jelajah dengan hulu ledak dan lain-lain yang disiapkan Rusia untuk melakukan serangan balasan jika diusik musuh.
“Amerika Serikat secara aktif mengembangkan sistem pertahanan anti-rudal untuk menciptakan perisai tak tertembus atas wilayahnya. Proyek-proyek ini menerima dana besar-besaran. Tapi Rusia akan menemukan cara untuk menetralisir secara teknis militer AS,” ujar Korotchenko.
Masih menurut ahli militer itu, senjata dari program rahasia “Status-6” dimaksudkan untuk memberikan hulu ledak nuklir ke wilayah pesisir musuh. “Ini pada dasarnya adalah robot bawah laut otonom yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir yang kuat. Drone ini mampu memukul target yang terletak 10 kilometer (lebih dari 6200 mil),” ujar Korotchenko.
”Ledakan itu juga akan menyebabkan tsunami yang akan memiliki implikasi bencana untuk calon penyerang,” lanjut dia.
Dia mencatat bahwa setiap politisi AS yang normal harus memahami bahwa Washington harus membahas sistem pertahanan rudal AS dengan Rusia. ”Kami telah berulang kali mengangkat masalah ini dalam pembicaraan dengan mitra Amerika kami, tapi sayangnya, tidak mendapat tanggapan inisiatif Rusia. Ini mungkin bisa berubah sekarang,” pungkasnya.
Kremlin telah mengkonfirmasi bocornya senjata rahasia Rusia itu. ”Memang benar bahwa beberapa informasi rahasia tertangkap kamera dan kemudian dihapus. Kami berharap bahwa ini tidak akan terjadi lagi," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Namun, belum jelas apakah proyek senjata baru Rusia itu sudah rampung atau belum.
Senjata baru Rusia itu diduga untuk memotong radar NATO dan mematahkan sistem pertahanan rudal musuh. Terlebih, beberapa hari sebelum dokumen itu bocor, Presiden Vladimir Putin, sudah mengancam akan menyebar senjata terbaru Rusia yang diklaim mampu menembus perisai rudal AS.
(Baca juga: Rusia Ancam Sebar Senjata Baru Penembus Perisai Rudal AS)
(mas)